Islam adalah agama yang indah, sempurna dan paripurna, menjelas-kan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh umatnya, serta memberikan segala yang punya hak akan haknya. Berikut ini adalah sebagaian dari perhatian Islam akan permasalahan hak, yang telah di sampaikan oleh Syaikh Abu Islam Sholeh Toha dalam bukunyaTabshirotul Anam Bil Huquq Fil Islam dan kami suguhkan intisarinya kapada pembaca sekalian dengan sedikit penambahan, mudah-mudahan bermanfaat.
Al-Qur`an al-Karim adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam melalui Jibril‘alaihissalam. Al-Qur`an adalah tali Allah yang kuat, cahaya yang jelas, serta jalan yang lurus, Barangsiapa yang berpegang teguh dengannya, maka akan selamat. Di dalamnya terdapat berita tentang apa-apa yang terjadi sebelum dan sesudah kita, pemberi keputusan kepada kita. Barangsiapa yang meninggalkannya karena kesombongan maka Allah akan membinasakannya dan barangsiapa yang mencari petunjuk kepada selainnya maka Allah akan menyesatkannya. Dan sungguh Allah telah menjamin bagi siapa yang mengamalkan, bahwa dia tidak akan tersesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat.
Allah ta’ala berfirman:
Maka jika datang kepadamu petunjuk daripadaKu, lalu barangsiapa yang mengikut petunjukKu, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS. Toha: 123)
Maka jika datang kepadamu petunjuk daripadaKu, lalu barangsiapa yang mengikut petunjukKu, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS. Toha: 123)
Dan firmanNya:
Dan sesungguhnya al-Qur`an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (al-Qur`an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana. (QS. Fushshilat: 41-42)
Dan sesungguhnya al-Qur`an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (al-Qur`an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana. (QS. Fushshilat: 41-42)
Dengan dasar dua ayat tersebut dan lainnya yang menjelaskan ke-agungan al-Qur`an, maka kewajiban bagi kita adalah memberikan hak al-Qur`an dengan sebenar-benarnya.
Dan di antara hak-hak al-Qur’an adalah:
1. Membacanya dengan tartil dan membaguskan suara.
1. Membacanya dengan tartil dan membaguskan suara.
Allah ta’ala berfirman:
Orang-orang yang telah Kami berikan al-kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. al-Baqarah: 121)
Orang-orang yang telah Kami berikan al-kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. al-Baqarah: 121)
Dan firmanNya:
Dan bacalah al-Qur`an itu dengan perlahan-lahan. (QS. al-Muzammil: 4)
Dan bacalah al-Qur`an itu dengan perlahan-lahan. (QS. al-Muzammil: 4)
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
زَيِّنُوْا اْلقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيْدُ اْلقُرْآنَ حَسَنًا
Hiasilah al-Qur`an dengan suara-suara kalian, karena suara yang indah akan memperindah al-Qur`an. (HR. Hakim dll. Lihat Shahih al-Jami’: 3581)
زَيِّنُوْا اْلقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيْدُ اْلقُرْآنَ حَسَنًا
Hiasilah al-Qur`an dengan suara-suara kalian, karena suara yang indah akan memperindah al-Qur`an. (HR. Hakim dll. Lihat Shahih al-Jami’: 3581)
Dan suara bacaan al-Qur`an terindah adalah ketika dibaca satu ayat satu ayat dengan penuh kekhusyukan.
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ صَوْتًا بِالْقُرْآنِ الَّذِيْ إِذَا سَمِعْتُمُوْهُ يَقْرَأُ حَسِبْتُمُوْهُ يَخْشَى اللَّهَ
Sesungguhnya termasuk suara manusia terindah terhadap al-Qur`an adalah tatkala engkau mendengarnya, engkau anggap pembacanya khusyu’ kepada Allah. (HR. Ibnu Majah dll, lihat Shahih Ibnu Majah: 1101)
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ صَوْتًا بِالْقُرْآنِ الَّذِيْ إِذَا سَمِعْتُمُوْهُ يَقْرَأُ حَسِبْتُمُوْهُ يَخْشَى اللَّهَ
Sesungguhnya termasuk suara manusia terindah terhadap al-Qur`an adalah tatkala engkau mendengarnya, engkau anggap pembacanya khusyu’ kepada Allah. (HR. Ibnu Majah dll, lihat Shahih Ibnu Majah: 1101)
2. Mentadabburi makna dan me-mahaminya pada saat membaca atau mendengarkannya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala sungguh memuji orang-orang yang mentadabburi al-Qur’an dan mencela orang-orang yang tidak mentadabburinya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala sungguh memuji orang-orang yang mentadabburi al-Qur’an dan mencela orang-orang yang tidak mentadabburinya.
Allah ta’ala berfirman:
Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan al-Qur`an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata: “Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (al-Qur`an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.”(QS. al-Ahqaf: 29-30)
Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan al-Qur`an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata: “Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (al-Qur`an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.”(QS. al-Ahqaf: 29-30)
Dan dalam ayat yang lain Allah ta’ala berfirman:
Maka apakah mereka tidak mem-perhatikan al-Qur`an ataukah hati mereka terkunci? (QS. Muhammad: 24)
Maka apakah mereka tidak mem-perhatikan al-Qur`an ataukah hati mereka terkunci? (QS. Muhammad: 24)
3. Berpegang teguh dengan al-Qur`an, mengamalkannya, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram.
Allah ta’ala berfirman:
Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. Dan sesungguhnya al-Qur`an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu, dan kelak kamu akan diminta pertanggungjawaban. (QS. az-Zukhruf: 43-44)
Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. Dan sesungguhnya al-Qur`an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu, dan kelak kamu akan diminta pertanggungjawaban. (QS. az-Zukhruf: 43-44)
Di dalam al-Qur`an, Allah ta’ala memerintahkan untuk memelihara shalat, maka wajib bagi kaum muslimin untuk memelihara dan menjaganya. Demikian halnya dengan perintah zakat, puasa, silaturrahmi, dll.
Di dalam al-Qur`an Allah ta’ala juga menjelaskan kepada kita jalan menuju surga dan memperingatkan kita dari jalan-jalan menuju neraka dan setan, sehingga setiap ada suatu yang haram kita diperintahkan untuk menjauhinya. Seperti halnya Allah mengharamkan riba dalam al-Qur`an, kapan kita taubat? Allah mengharamkan tabarruj (bersolek), kapan wanita-wanita kita bertaubat dan kapan kita melihat wanita di jalan-jalan berhijab? padahal di antara hak al-Qur`an adalah agar kaum muslimin mengamalkan isinya, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram.
4. Agar kaum muslimin memperniagakan al-Qur`an dengan Allah ta’ala, artinya menjadikan al-Qur`an sebagai lahan untuk mencari keuntungan pahala di sisi Allah.
Allah ta’ala berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.(QS. Fathir: 29-30)
Allah ta’ala berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.(QS. Fathir: 29-30)
Dan keuntungan dalam hal ini sangatlah banyak di antaranya adalah:
a. Seseorang akan mendapatkan kebaikan yang banyak.
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُوْلُ آلم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitabullah (al-Qur`an) maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif, lam, mim, itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf. (HR. Tirmidzi dll. Lihat Shahih al-Jami’: 6469)
a. Seseorang akan mendapatkan kebaikan yang banyak.
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُوْلُ آلم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitabullah (al-Qur`an) maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif, lam, mim, itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf. (HR. Tirmidzi dll. Lihat Shahih al-Jami’: 6469)
b. Diangkat derajatnya di dunia dan di akhirat.
Allah ta’ala berfirman:
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapang-kanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggi-kan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Mujadilah: 11)
Allah ta’ala berfirman:
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapang-kanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggi-kan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Mujadilah: 11)
Masuk dalam penjelasan ayat di atas bahwa al-Qur`an merupakan semulia-mulia ilmu.
Dalam hadits yang shahih Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِيْنَ
Sesungguhnya Allah mengangkat derajat sebagian kaum dengan kitab ini dan menghinakan dengannya sebagaian lainya. (HR. Muslim: 817)
Dalam hadits yang shahih Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِيْنَ
Sesungguhnya Allah mengangkat derajat sebagian kaum dengan kitab ini dan menghinakan dengannya sebagaian lainya. (HR. Muslim: 817)
Dan dalam hadits lainnya:
يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ
Yang menjadi imam bagi suatu kaum adalah yang paling banyak (hafalan) Qur`annya. (HR. Muslim: 673)
Kedudukan tinggi ini diberikan kepada pembawa (penghafal) al-Qur`an agar menjadi imam suatu kaum walaupun orang tersebut masih kecil, sebagaimana yang terjadi pada diri Amr bin Salamah yang disebutkan dalam hadits al-Bukhari no.4051.
يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ
Yang menjadi imam bagi suatu kaum adalah yang paling banyak (hafalan) Qur`annya. (HR. Muslim: 673)
Kedudukan tinggi ini diberikan kepada pembawa (penghafal) al-Qur`an agar menjadi imam suatu kaum walaupun orang tersebut masih kecil, sebagaimana yang terjadi pada diri Amr bin Salamah yang disebutkan dalam hadits al-Bukhari no.4051.
Adapun di akhirat, maka mereka sebagaimana yang disabdakan Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam:
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اِقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
Dikatakan pada ahli al-Qur`an; bacalah, naiklah dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau baca pada saat di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu sesuai akhir ayat yang kamu baca. (HR. Tirmidzi: 2914, dll. Lihat Shahih al-Jami’: 8122)
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اِقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
Dikatakan pada ahli al-Qur`an; bacalah, naiklah dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau baca pada saat di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu sesuai akhir ayat yang kamu baca. (HR. Tirmidzi: 2914, dll. Lihat Shahih al-Jami’: 8122)
c. Al-Qur`an akan memberi syafaat kepada pembacanya.
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
اِقْرَءُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لأَصْحَابِهِ
Bacalah al-Qur`an karena al-Qur`an akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi para pembacanya. (HR. Muslim: 804)
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
اِقْرَءُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لأَصْحَابِهِ
Bacalah al-Qur`an karena al-Qur`an akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi para pembacanya. (HR. Muslim: 804)
d. Ahli al-Qur`an akan dihiasi dengan mahkota kemuliaan pada hari kiamat dan diridhai Allah ta’ala.
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
يَجِيءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُوْلُ يَا رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُوْلُ يَا رَبِّ زِدْهُ فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُوْلُ يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اِقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً
Al-Qur`an akan datang pada hari kiamat dan mengatakan, “Wahai Rabbku berilah dia (ahli al-Qur`an), hiasilah dia, maka diberilah mahkota kemuliaan.” Kemudian berkata lagi, “Wahai Rabbku, berilah tambahan.” Maka diberilah hiasan kemuliaan. Kemudian berkata, “Ridhailah dia.” Maka Allah pun meridhainya. Lalu dikatakan kepada orang tersebut, “Bacalah dan naiklah, sesungguhnya engkau akan ditambah satu kebaikan pada tiap-tiap ayat.” (Hadits Hasan, riwayat Tirmidzi: 5/29, dll. Lihat Jami’ Shahih: 8030)
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
يَجِيءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُوْلُ يَا رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُوْلُ يَا رَبِّ زِدْهُ فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُوْلُ يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اِقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً
Al-Qur`an akan datang pada hari kiamat dan mengatakan, “Wahai Rabbku berilah dia (ahli al-Qur`an), hiasilah dia, maka diberilah mahkota kemuliaan.” Kemudian berkata lagi, “Wahai Rabbku, berilah tambahan.” Maka diberilah hiasan kemuliaan. Kemudian berkata, “Ridhailah dia.” Maka Allah pun meridhainya. Lalu dikatakan kepada orang tersebut, “Bacalah dan naiklah, sesungguhnya engkau akan ditambah satu kebaikan pada tiap-tiap ayat.” (Hadits Hasan, riwayat Tirmidzi: 5/29, dll. Lihat Jami’ Shahih: 8030)
e. Bahwa orang-orang yang mencari keuntungan kepada Allah dengan al-Qur`an, akan menjadi keluarga Allah dan orang khususNya.
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلَيْنِ مِنَ النَّاسِ، قَالُوْا مَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَ خَاصَّتُهُ
Sesungguhnya Allah memiliki dua keluarga dari kalangan manusia, para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah mereka?” Maka Rasulullah n bersabda, “Ahli al-Qur`an adalah keluarga Allah dan orang khususNya.”(Al-Mustadrak ‘ala ash-Shahihaini lil Hakim 1/743, Ibnu Majah: 215 dll. Lihat Shahih Ibnu Majah:178)
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلَيْنِ مِنَ النَّاسِ، قَالُوْا مَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَ خَاصَّتُهُ
Sesungguhnya Allah memiliki dua keluarga dari kalangan manusia, para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah mereka?” Maka Rasulullah n bersabda, “Ahli al-Qur`an adalah keluarga Allah dan orang khususNya.”(Al-Mustadrak ‘ala ash-Shahihaini lil Hakim 1/743, Ibnu Majah: 215 dll. Lihat Shahih Ibnu Majah:178)
f. Bahwa ahli al- Qur’an akan menjadi sebaik-baik manusia di sisi Allah ta’ala. Sungguh ini kemuliaan yang tinggi, Allah hanya berikan kepada ahli Qur’an.
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Sebaik-baik di antara kalian adalah yang berlajar al-Qur`an dan mengajarkannya. (HR. al-Bukhari no. 4739)
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Sebaik-baik di antara kalian adalah yang berlajar al-Qur`an dan mengajarkannya. (HR. al-Bukhari no. 4739)
5. Di antara hak al-Qur`an pula adalah agar setiap muslim beradab dan berakhlak dengannya.
A`isyah rodhiyallahu ‘anhaa ditanya tentang akhlak Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam, maka beliau rodhiyallahu ‘anhaa mengatakan kepada sang penanya, “Belumkah engkau membaca al-Qur`an?” Orang tersebut menjawab, “Iya sudah.” Kemudian A`isyah rodhiyallahu ‘anhaa mengatakan:
إِنَّ خُلُقَهُ كَانَ اْلقُرْآنَ
Sesungguhnya akhlak beliau n adalah al-Qur`an. (HR. Muslim 746). Artinya bahwa al-Qur’an diamalkan oleh beliau n dalam kehidupan sehari- hari.
A`isyah rodhiyallahu ‘anhaa ditanya tentang akhlak Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam, maka beliau rodhiyallahu ‘anhaa mengatakan kepada sang penanya, “Belumkah engkau membaca al-Qur`an?” Orang tersebut menjawab, “Iya sudah.” Kemudian A`isyah rodhiyallahu ‘anhaa mengatakan:
إِنَّ خُلُقَهُ كَانَ اْلقُرْآنَ
Sesungguhnya akhlak beliau n adalah al-Qur`an. (HR. Muslim 746). Artinya bahwa al-Qur’an diamalkan oleh beliau n dalam kehidupan sehari- hari.
Ibnu Mas’ud mengatakan, “Ahli al-Qur`an hendaklah memiliki keistimewaan dengan menjalankan shalat malam dikala manusia sedang tidur, puasa di waktu siang dikala manusia berbuka (makan), sedih, menangis dan khusyu’ di saat manusia bersendagurau dan berbuat curang, serta berperangai lembut, tidak kasar, tidak lalai dan tidak pula keras.” (HR. Ibnu Abi Syaibah: 7/231, dll)
Mudah-mudahan apa yang kami suguhkan membawa manfaat, dan mudah-mudahan Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang memberikan al Qur’an akan haknya.
Sumber: Majalah Islami, Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah, edisi 62, halaman 33-37
0 komentar