Mushaf cetakan Singapura ini pada awalnya merupakan milik Paku Buwono IX, kemudian diwakafkan kepada Masjid Agung Surakarta. Mushaf ini adalah cetakan mesin yang dikerjakan di Singapura pada tahun 1285 H (1868-9 M), berdasarkan kolofon yang terdapat di akhir Al-Qur’an. Khat yang digunakan adalah Naskhi yang cukup indah, ditulis oleh H. Muhammad Shaleh bin Surdin. Rasm yang digunakan adalah rasmimla’i.
Mushaf ini dijilid dengan kulit, lengkap 30 juz, namun lembar-lembar awal dan akhir mushaf telah rusak dan sobek serta terlepas dari jilidnya. Ukuran mushaf ini 33 x 20,8 cm, tebal 7 cm. Adapun bidang tulisan 24,4 x 13,3 cm. Kertas yang digunakan adalah kertas Eropa dengan cap kertas Concordia.
Iluminasi yang cukup indah terdapat pada awal, tengah, dan akhir mushaf, dengan motif daun-daunan dan bunga berwarna hijau, kuning emas, dan merah. Masing-masing terletak pada halaman Surah al-Fatihah dan awal Surah al-Baqarah ayat 1-4, halaman awal Surah al-Isra’ ayat 1-17, dan halaman surah al-Falaq dan surah an-Nas.
Mushaf ini menggunakan bacaan riwayat Imam Hafs dari Imam 'Asim. Setiap halaman terdiri dari 15 baris (ayat pojok), dan setiap juz berisi 10 lembar atau 20 halaman. Halaman awal juz berada pada sebelah kanan (berbeda dengan mushaf-mushaf sekarang yang umumnya berada pada sebelah kiri), disertai tulisan al-Juz’ dan nomor juz yang dibingkai dengan iluminasi berbentuk lingkaran bermotif. Namun penulisan nomor juz semuanya terpaut satu angka, artinya pada awal juz dua yang tertulis juz satu, juz tiga tertulis juz dua, dan seterusnya. Kemudian, pada setiap setengah juz diberi tanda dengan tulisan nisf yang diletakkan dalam tanda bulatan bermotif di pinggir halaman. Pada halaman terakhir terdapat doa khatam dan di bawahnya, setelah garis pembatas, terdapat keterangan tahun diselesaikannya penulisan naskah dan nama penulisnya.
Penandaan ayat hanya menggunakan bulatan warna kuning tanpa disertai nomor ayat. Tanda waqaf yang terdapat dalam mushaf ini: ‘ط’, ‘ج’, ‘لا’, ‘ز’, ‘قف’, ‘ق’, ‘ھ’. Namun masih banyak ditemukan tanda waqaf yang berjejer tiga dalam satu tempat, seperti tanda waqaf: ' 'ج سم لا', 'قف سم لا. Adapun tanda batas baca yang ditemukan hanya tanda ruku’ (ع) yang ditulis dengan huruf kecil (seperti tanda waqaf) di atas bulatan tanda ayat yang dimaksud.
Ciri khas lain mushaf ini ialah, pertama, pada setiap pojok kiri bawah halaman terdapat kata alihan (catchword). Kedua, di pojok kanan atas ditulis penggalan ayat awal juz dan di pojok kiri nama surah (meskipun tidak semua lembar). Ketiga, tanda Mad Wajib dan Mad Jaiz berbeda (seperti yang digunakan pada mushaf standar Indonesia saat ini). http://lajnah.kemenag.go.id
0 komentar