al-Qur’an al-Karim dan mengajarkannya serta
menjelaskan (maknanya) kepada manusia adalah termasuk di antara
amalan-amalan yang paling utama, dan sebaik-baik cara untuk mendekatkan
diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang mana orang yang mengajarkan dan mempelajarinya akan mendapatkan kebaikan Dunia dan Akhirat. Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“خيركم من تعلم القرآن وعلمه” رواه البخاري(1).
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. al-Bukhari)
Sebagian Ulama menyebutkan bahwa mengajarkan al-Qur’an adalah sebuah fardhu Kifayahfardhu ‘Ain (kewajiban individu) atas mereka (kelompok kecil tersebut). Imam an-Nawawi rahimahullah
berkata:” Mengajari para pelajar –maksudnya pelajar al-Qur’an- adalah
fardhu Kifayah. Maka jika tidak ada yang sesuai untuk menunaikan
kewajiban ini kecuali satu orang, maka hal itu menjadi fardhu ‘Ain atas
dirinya. Dan jika di sana ada sekelompok orang yang sebagian mereka
mampu untuk menunuaikan kewajiban ini, namun mereka semuanya enggan
melakukannya, maka mereka semua berdosa. Dan jika sebagian mereka
menunaikannya maka gugurlah dosa dari anggota masyarakat yang lain. Dan
jika diminta dari salah seorang di antara mereka (untuk menunaikan
kewajiban ini) dan ia menolak, maka pendapat azhar (yang paling nampak
benar) dari kedua pendapat (yang ada di kalangan para ulama pengikut
madzhab Syafi’i) adalah ia tidak berdosa, akan tetapi hal itu makruh
jika ia tidak memiliki udzur (alasan yang dibenarkan untuk menolak
permintaan tersebut).”
(kewajiban yang mengikat sebuah komunitas), yang jika telah dilakukan
oleh sejumlah orang yang mencukupi, maka akan gugur kewajiban (dosa)
dari orang lain, namun jika dalam suatu masyarakat tidak ada yang
menunaikan kewajiban ini kecuali satu orang atau sekelompok kecil dari
mereka, maka hal tersebut menjadi
Dan pengajaran (menjarkan) al-Qur’an adalah
salah satu pintu yang agung di antara pintu-pintu dan bidang-bidang
dakwah ke jalan Allah ‘Azza wa Jalla. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (33) (فصلت)
”Siapakah yang lebih baik perkataannya
daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh
dan berkata:”Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Fushshilat: 33)
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata:”Dan
berdakwah kejalan Allah bisa dilakukan dengan berbagai perkara (cara),
di antaranya adalah pengajaran al-Qur’an, dan ia adalah yang paling
mulia (di antara semua perkara).” (Fathul Bari 9/76)
Bahkan para pengajar al-Qur’an dan orang yang
mengamalkannya adalah termasuk manusia pilihan dari umat ini, sehingga
ia menjadi manusia pilihan di antara pilihan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ…(110)
”Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. ….” (QS. Ali ‘Imraan: 110)
Hal itu tidak lain karena mempelajari
al-Qur’an dan mengajarkannya adalah pondasi yang di atasnya berdiri
bangunan agama, dengannyalah Syari’at dan hukum-hukum bisa diketahui,
dengan cahayanya umat mendapatkan sinar penerang, di atas jalannya
mereka melangkah dan di atas manhaj (metode)-nya mereka
terdidik/terbina.
Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah
mengancam orang-orang yang menyembunyikan al-Qur’an, tidak mau
mengajarkannya, tidak menyebarkannya dan tidak menjelaskan
hukum-hukumnya kepada umat ini dengan pengusiran dan penjauhan dari
rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللاَّعِنُونَ (159) إِلاَّ الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُولَئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (160)
“Sesungguhnya orang-orang yang
menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan
(yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia
dalam Al-Kitab, mereka itu dila’nati Allah dan dila’nati (pula) oleh
semua (makhluk) yang dapat mela’nati, Kecuali mereka yang telah taubat
dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap
mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 159-160)
Dan di antara hal yang menunjukkan akan
pentingnya pengajaran al-Qur’an dan keutamaannya bagi pribadi dan
masyarakat, adalah bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah
mengambil janji dan kesepakatan dengan seluruh umat yang diturunkan
kepada mereka kitab, agar mereka mempelajarinya, mengajarkannya dan
supaya mereka tidak menyembunyikannya sedikitpun atau kurang serius
dalam menyebarkan dan meyampaikannya (kepada orang lain), sebagaimana
Dia berfirman:
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلاَ تَكْتُمُونَهُ ..(187)
“Dan (ingatlah), ketika Allah
mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab
(yaitu):”Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan
jangan kamu menyembunyikannya, ….” (QS. Ali ‘Imraan: 187)
Dan karena umat ini adalah umat terbaik, dan
kitabnya adalah kitab terbaik, maka kewajiban umat ini lebih besar
dibandingkan umat selainnya dalam pengajaran dan penyampaiannya kepada
manusia, agar umat ini berbahagia di Dunia dan Akhirat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfiman:
… قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ (15) يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (16)
“….Sesungguhnya telah datang
kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab
itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang
itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan
seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. Al-Maa’idah: 15-16)
Mengajarkan al-Qur’an dan mempelajarinya
termasuk di antara amalan-amalan yang paling mulia dan paling tinggi
kedudukannya, dan orang-orang yang menyibukkan diri dengannya adalah
orang-orang yang menyeru kepada kebaikan. Sebaik-baik kebaikan adalah
menyebarkan ilmu dan sebaik-baik ilmu adalah Kalamullah ‘Azza wa Jalla (al-Qur’an). Dan mereka diberikan ganjaran dan pahala dengan izin Allah Azza wa Jalla.
Dan hal itu dikarenakan manfaat mengajarkan al-Qur’an termasuk manfaat
yang terus menerus dapat dirasakan oleh orang lain yang mana pelakunya
tetap mendapatkan pahala sekalipun setelah kematiannya.
Dari Sahl bin Mu’adz bin Anas dari bapaknya, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
” مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا فَلَهُ أَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهِ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الْعَامِلِ” رواه ابن ماجه
Para ulama telah menyebutkan di dalam kitab-kitab
dan tulisan-tulisan mereka keutmaan memplajari al-Qur’an dan
mengajarkannya. Dan mereka menukil hal tersebut dari para Shahabat dan
generasi Salaf (pendahulu) dari umat ini.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhu berkata:
“عليكم بالقرآن فتعلموه وعلموه ابناءكم، فإنكم عنه تسألون، وبه تجزون، وكفى به واعظاً لمن عقل”رواه أبو عبيد القاسم بن سلام في فضائل القرآن ص22
Bahkan di antara para ulama ada yang mengutamakan dan mengedepankan mengajarkan al-Qur’an dan mempelajarinya dibandingkan berjihad di jalan Allah yang ia merupakan puncak Islam. Imam ats-Tsauri pernah ditanya tentang jihad (berperang) di jalan Allah dan mengajarkan al-Qur’an, mana yang lebih utama di antara keduanya? Maka beliau menganggap utama amalan yang kedua, beliau berdalil dengan hadits di atas.
http://www.alsofwah.or.id
0 komentar