Syaikh al-Utsaimin rahimahullah berkata, “al-Fatihah adalah Ummul Qur’an; dikarenakan seluruh maksud ajaran
al-Qur’an terkandung di dalamnya. Ia telah mencakup tiga macam tauhid. Ia juga
mencakup penetapan risalah, hari akhir, jalan para rasul dan jalan orang-orang
yang menyelisihi mereka. Segala perkara yang terkait dengan pokok-pokok syari’at
telah terkandung di dalam surat ini. Oleh karena itu ia disebut dengan Ummul
Qur’an.” (lihat Syarh
al-Mumti’ [2/82])
Kandungan Tiga Macam Tauhid
Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Surat ini mengandung makna-makna yang agung. Di dalamnya
terkandung ketiga macam tauhid. Yang pertama adalah ‘al-Hamdu lillahi Rabbil
‘alamin’ di dalamnya terkandung tauhid rububiyah. Lalu ‘ar-Rahmanir Rahim,
Maaliki yaumid diin’ di dalamnya terkandung tauhid asma’ wa shifat. ‘Iyyaka
na’budu wa Iyyaka nasta’in’ di dalamnya terkandung tauhid ibadah. Sehingga ia
telah mencakup ketiga macam tauhid tersebut.” (lihat Syarh Ba’dhu Fawa’id Surah
al-Fatihah, hal. 7 cet. Dar al-Imam Ahmad)
Bantahan Bagi Atheis
Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah mengatakan, “Di dalamnya terkandung bantahan bagi kaum mulhid/atheis yang
menganggap alam semesta ini tidak memiliki pencipta. Di dalam surat ini
terkandung bantahan bagi mereka tatkala ia menetapkan bahwa alam memiliki Rabb
yang menciptakannya, sebagaimana ditegaskan dalam kata ‘Rabbul ‘alamin’. Rabb
bermakna yang mencipta dan memelihara seluruh makhluk dengan segala bentuk
kenikmatan. Dia lah yang memperbaiki dan menguasainya. Semua makna ini telah
termasuk dalam kata Rabb. Sehingga di dalamnya telah terkandung bantahan bagi
kaum mulhid/atheis.” (lihat Syarh Ba’dhu Fawa’id Surah al-Fatihah,
hal. 8-9 cet. Dar al-Imam Ahmad)
Bantahan Bagi Orang Musyrik
Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah mengatakan, “Di dalamnya juga terkandung bantahan bagi orang-orang musyrik yang
beribadah kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala. Iyyaka na’budu mengandung
pemurnian ibadah untuk Allah semata; sehingga di dalamnya terkandung bantahan
bagi orang-orang musyrik yang menyertakan selain Allah dalam beribadah
kepada-Nya. Di dalamnya juga terkandung bantahan bagi berbagai kelompok umat ini
yang melenceng dari jalan kebenaran semacam Jahmiyah, Mu’tazilah, dan Asya’irah;
yang mereka tersesat dalam masalah takdir. Ia juga mengandung bantahan bagi
orang-orang yang menolak sifat-sifat Allah; yaitu kaum Mu’aththilah yang menolak
nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagaimana halnya kaum Jahmiyah, Mu’tazilah,
Asya’irah, Maturidiyah, dan lain sebagainya. Setiap kelompok yang menolak semua
sifat Allah ataupun sebagiannya, maka surat ini membantah mereka
semua.” (lihat Syarh Ba’dhu
Fawa’id Surah al-Fatihah, hal. 9-10 cet. Dar al-Imam
Ahmad)
Rahasia Ajaran al-Qur’an
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sebagaimana dikatakan oleh sebagian salaf bahwa al-Fatihah
menyimpan rahasia [ajaran] al-Qur’an, sedangkan rahasia surat ini adalah kalimat
‘Iyyaka na’budu wa Iyyaka nasta’in’. Bagian yang pertama (Iyyaka na’budu) adalah
pernyataan sikap berlepas diri dari syirik. Adapun bagian yang kedua (Iyyaka
nasta’in) adalah pernyataan sikap berlepas diri dari [kemandirian] daya dan
kekuatan, serta menyerahkan [segala urusan] kepada Allah ‘azza wa jalla. Makna
semacam ini dapat ditemukan dalam banyak ayat al-Qur’an.” (lihat Tafsir al-Qur’an
al-’Azhim [1/34] cet. al-Maktabah
at-Taufiqiyah)
Allahu a’lam. - abumushlih.com
0 komentar