ISTI’ADZAH DAN BASMALAH
الإستـعاذة و البسملة
Disusun oleh : Abu Husna
الإستـعاذة و البسملة
Disusun oleh : Abu Husna
Pengertian Isti’adzah dan Basmalah
Isti’adzah menurut bahasa adalah :
الإلتجاء والإعتصام و التحصّـن
Memohon perlindungan, pemeliharaan dan penjagaan
Sedangkan menurut istilah :
لفظ مقصود به إعتصام القارىء والتجاؤه بالله تعالى عن شرّ الشّيطا ن
Lafazh yang dimaksudkan seorang qari untuk memohon pemeliharaan dan perlindungan Allah ta’ala dari kejahatan setan.
Adapun basmalah yang berasal dari kata بسمل – يبسمل – بسملة . Termasuk bab النّحت (memahat lughoh) dan lafazh basmalah ini bentuknya sima’i (didengar dari orang arab). Dalam ilmu lughoh النّحت adalah :
الإختصار من كلمتين فأكثركلمة واحدة
“Meringkas dari dua kata atau lebih menjadi satu kata”
Maka jika ada orang berkata “ بسمل فلان “ artinya jika ia mengucapkan بسم الله الرحمن الرحيم.
Dalam kitab “Tas-hiihu ad-du’a” Syaikh Bakr Abu Zayd hafizhahullah mengutip perkataan Imam ‘Ibnu Abdissalaam rahimahullah :
“Bahwa perbuatan-perbuatan hamba-hamba itu terbagi menjadi tiga bagian :
Isti’adzah menurut bahasa adalah :
الإلتجاء والإعتصام و التحصّـن
Memohon perlindungan, pemeliharaan dan penjagaan
Sedangkan menurut istilah :
لفظ مقصود به إعتصام القارىء والتجاؤه بالله تعالى عن شرّ الشّيطا ن
Lafazh yang dimaksudkan seorang qari untuk memohon pemeliharaan dan perlindungan Allah ta’ala dari kejahatan setan.
Adapun basmalah yang berasal dari kata بسمل – يبسمل – بسملة . Termasuk bab النّحت (memahat lughoh) dan lafazh basmalah ini bentuknya sima’i (didengar dari orang arab). Dalam ilmu lughoh النّحت adalah :
الإختصار من كلمتين فأكثركلمة واحدة
“Meringkas dari dua kata atau lebih menjadi satu kata”
Maka jika ada orang berkata “ بسمل فلان “ artinya jika ia mengucapkan بسم الله الرحمن الرحيم.
Dalam kitab “Tas-hiihu ad-du’a” Syaikh Bakr Abu Zayd hafizhahullah mengutip perkataan Imam ‘Ibnu Abdissalaam rahimahullah :
“Bahwa perbuatan-perbuatan hamba-hamba itu terbagi menjadi tiga bagian :
- Yang disunnahkan di dalamnya dibacakan tasmiyah (بسم الله الرحمن الرحيم/ بسم الله) seperti wudlu, mandi, tayammum, menyembelih hewan qurban, membaca qur’an dan hal hal yang dimubahkan seperti makan, minum dan jima’.
- Yang tidak disunnahkan membaca tasmiyah, seperti misalkan shalat, adzan, haji, umrah, do’a-do’a, haji.
- Hal yang dibenci diucapkan basmalah di dalamnya seperti hal-hal yang diharamkan, karena tujuan daripada mengucapkan tasmiyah adalah mengambil keberkahan pada perbuatan yang dicakup atasnya. Sedangkan perbuatan yang haram tidak diinginkan banyaknya dan keberkahannya, begitu pula perbuatan yang makruh.”
Hukum membaca isti’adzah & basmalah
Allah memerintahkan membaca isti’adzah ketika hendak membaca qur’an. Allah berfirman dalam surah an nahl ((16):98). “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.”
Menurut Jumhur ‘ulama hukum isti’adzah adalah sunnah ketika hendak membaca Al-Qur’an , sebagian ‘ulama menyatakan wajib. Mereka berkata :
“Sesungguhnya isti’adzah hukumnya mubah dan mereka membawa perintah Allah (dlm surah an nahl) kepada sunnah, apabila qari’ tidak membaca isti’adzah dia tidak berdosa.”
Dalam kitab An Nasyr fii qiro’atil asyr, Al Imam ibnul jazari rahimahullah berkata bahwa isti’adzah dilakukan sebelum baca qur’an karena dengan isti’adzah ini merupakan pensuci mulut kita dari apa yang telah dilakukan oleh lisan kita seperti perkataan main-main, perkataan jelek, kemudian mempersiapkan lisan kita untuk membaca kalamullah, permintaan perlindungan seseorang kepada Allah dari dari kesalahan-kesalahan yang akan datang ketika membaca qur’an dan selainnya, serta keyakinan akan kekuasaan Allah dan pengakuan kelemahannya dari musuh yang tersembunyi yang tidak sanggup manusia mencegahnya, hanya Allah-lah yang bisa mencegahnya.
Allah memerintahkan membaca isti’adzah ketika hendak membaca qur’an. Allah berfirman dalam surah an nahl ((16):98). “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.”
Menurut Jumhur ‘ulama hukum isti’adzah adalah sunnah ketika hendak membaca Al-Qur’an , sebagian ‘ulama menyatakan wajib. Mereka berkata :
“Sesungguhnya isti’adzah hukumnya mubah dan mereka membawa perintah Allah (dlm surah an nahl) kepada sunnah, apabila qari’ tidak membaca isti’adzah dia tidak berdosa.”
Dalam kitab An Nasyr fii qiro’atil asyr, Al Imam ibnul jazari rahimahullah berkata bahwa isti’adzah dilakukan sebelum baca qur’an karena dengan isti’adzah ini merupakan pensuci mulut kita dari apa yang telah dilakukan oleh lisan kita seperti perkataan main-main, perkataan jelek, kemudian mempersiapkan lisan kita untuk membaca kalamullah, permintaan perlindungan seseorang kepada Allah dari dari kesalahan-kesalahan yang akan datang ketika membaca qur’an dan selainnya, serta keyakinan akan kekuasaan Allah dan pengakuan kelemahannya dari musuh yang tersembunyi yang tidak sanggup manusia mencegahnya, hanya Allah-lah yang bisa mencegahnya.
Tentang cara baca isti’adzah terjadi khilaf dikalangan para ulama. Dalam kitab Al waafi syarah kitab asy syatibiyyah lil qiro’atis sab’ ada 4 tempat sirr (pelan,hanya terdengar oleh dirinya sendiri) :
- Apabila qari membaca sir, (pelan didingarkan dirinya sendiri) baik dia sendiri maupun di majelis, maka lebih baik dia baca ta’awwudz dengan sirr
- Apabila dia sendiri, baik dia membaca qur’an dengan sirr atau tatkala dengan keras, maka hendaknya dia sirrkan isti’adzah-nya.
- Apabila berada dalam shalat, baik shalat sir maupun dijahrkan, baik sendiri maupun tatkala menjadi imam
- Apabila membaca di tengah jama’ah yang tengah bertadarus (belajar qur’an) dan dia bukan orang pertama
Selain tempat-tempat diatas disukai membaca ta’awwudz secara di jahr-kan.
Tentang basmalah, Para ‘ulama sepakat sunnah membaca basmalah pada awal surah selain surah Bara’ah/At Taubah berdasarkan :
Tentang basmalah, Para ‘ulama sepakat sunnah membaca basmalah pada awal surah selain surah Bara’ah/At Taubah berdasarkan :
- Melihat tulisan para shahabat dalam mushaf-mushaf utsmaniyah
- Apa yang telah tsabit dalam hadits-hadits yang shahih, bahwa Rasulullah tidak mengetahui akhir sebuah surah sehingga turun kepada beliau بسم الله الرحمن الرحيم.
Dalilnya hadits dari ibnu ‘abbas :
كان النبي صلى الله عليه و سلم لا يعرف فصل السورة حتى ينزل عليه بسم الله الرحمن الرحيم
“Adalah Nabi tidak mengetahui pembatas surat sehingga turun kepada beliau“Bismillahirrahmaanirrahiim”.
(HR. Abu Dawud dan Imam Hakim dan beliau berkata shahih atas syarat shahihain)
Imam As Suyuthi berkata dalam Al itqan :
كان النبي صلى الله عليه و سلم لا يعرف فصل السورة حتى ينزل عليه بسم الله الرحمن الرحيم
“Adalah Nabi tidak mengetahui pembatas surat sehingga turun kepada beliau“Bismillahirrahmaanirrahiim”.
(HR. Abu Dawud dan Imam Hakim dan beliau berkata shahih atas syarat shahihain)
Imam As Suyuthi berkata dalam Al itqan :
“Hendaknya menjaga untuk membaca “Bismillahirrahmaanirrahiim” diawal setiap surat selain surat bara’ah karena kebanyakan ulama mengatakan bahwa dia merupakan ayat yang tersendiri dan dia merupakan salah satu ayat dari surat An Naml, apabila tidak membaca basmalah maka dia berarti meninggalkan sebagian khataman al qur’an menurut kebanyakan para ‘ulama.”
Lafazh Isti’adzah dan basmalah
- Lafazh Isti’adzah
اعوذ بالله من الشّيطن الرجيم
“Aku Berlindung Kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”
Atau
اعوذ بالله من الشّيطن الرجيم من همزه ونفخه ونفثه
“Aku Berlindung Kepada Allah dari syaitan yang terkutuk, dari kegilaannya, dari kesombongannya, dan dari syairnya yang tercela”
Atau
اعوذ بالله السميع العليم من الشّيطن الرجيم
“Aku Berlindung Kepada Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui dari syaitan yang terkutuk”
“Aku Berlindung Kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”
Atau
اعوذ بالله من الشّيطن الرجيم من همزه ونفخه ونفثه
“Aku Berlindung Kepada Allah dari syaitan yang terkutuk, dari kegilaannya, dari kesombongannya, dan dari syairnya yang tercela”
Atau
اعوذ بالله السميع العليم من الشّيطن الرجيم
“Aku Berlindung Kepada Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui dari syaitan yang terkutuk”
- Lafazh Basmalah
بسم الله الرحمن الرحيم
Maraji’ :
- Kajian ‘Ulumul Qur’an (tahsin), Ust. Abu Ya’la Kurnaedi,Lc.,Hafizhahullah, Radio Rodja
- Sifat Shalat Nabi, Syaikh Nashiruddin Albani, Rahimahullah
- Kaifa taqra-ul qur’an,Syaikh Mahmud Ra’fat bin Hasan Zalath
0 komentar