Bismillah, Pecinta Radio Kita FM Rahimakumullah.. Iman kepada Al-Qur’an merupakan bagian dari iman kepada kitab-kitab Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dikhususkan pembahasannya disini karena pentingnya masalah ini bagi setiap muslim, sebab Al-Qur’an merupakan kitab terakhir yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wassalam yang merupakan sumber petunjuk bagi umat beliau, barangsiapa beriman kepadanya dan mengikutinya maka dia berada diatas jalan yang lurus dan barangsiapa yang tidak beriman kepadanya atau tidak mengikutinya maka dia berada diatas kesesatan yang nyata.
A. Definisi Al-Qur’an
Kata Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang merupakan mashdar (kata inti) seperti Qira’ah yang artinya adalah membaca, seperti tersebut didalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
“Sesungguhnya kewajiban bagi Kami untuk pengumpulan dan pembacaannya.“ (QS. Al-Qiyamah: 17).
Kemudian nama ini menjadi nama yang tetap untuk kitab yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’alakepada Nabi-Nya Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wassalam .
Demikian pula dinamakan Al-Qur’an karena merupakan kitab yang meringkas kandungan kitab-kitab Allah Subhanahu Wa Ta’ala terdahulu, seperti yang disebutkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala didalam firman-Nya:
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) sebagai penjelas terhadap segala sesuatu, petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi kaum muslimin.” (QS. An-Nahl: 89).
Adapun secara istilah kata Al-Qur’an berarti:
“Kalam (firman) Allah sebagai mu’jizat yang diturunkan kepada Rasulullah n sebagai wahyu, tertulis didalam mushaf, tersimpan didalam dada, dibaca dengan lisan dan didengar dengan telinga serta dinukilkan kepada kita dengan penukilan yang mutawatir dan membaca-nya merupakan ibadah.”
B. Al-Qur’an adalah Kalamullah (wahyu Allah Subhanahu Wa Ta’ala)
Al-Qur’an adalah Kalamu-llah secara lafadz dan maknanya, diturunkan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam sebagai wahyu dan bukan makhluk, Malaikat Jibril ‘alaihissalam mendengarnya langsung dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Malaikat Jibril menyampaikannya kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam dan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam menyampaikannya kepada umatnya, inilah yang kemudian kita membacanya, menghafalnya, menuliskannya dan mendengarkannya.
Adapun Al-Qur’an adalah Kalamullah maka hal ini sebagaimana disebutkan secara langsung oleh AllahSubhanahu Wa Ta’ala sendiri didalam firman-Nya:
“Dan bila salah seorang dari kaum musyrikin meminta perlindungan kepadamu maka berilah dia perlindungan agar dia mendengar Kalamullah.”(QS. At Taubah: 6).
Apakah yang dimaksud dengan Kalamullah didalam ayat ini?
Tentu saja yang dimaksud adalah Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala Rasul-NyaShalallahu ‘alaihi Wassalam, berdasarkan beberapa hadits berikut, diantaranya;
Apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar Subhanahu Wa Ta’ala yang artinya: Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam melarang safar dengan membawa Al-Qur’an ke negeri musuh. (diriwayatkan oleh Imam Al- Bukhari [Al Fath]: 4/68 dan Imam Muslim [Syarh An Nawawi]: 3/1490, 1491).
Dan sabda beliau:
زينوا القرآن بأصواتكم
“Hiasilah Al-Qur’an dengan suara-suara kalian.”(HR. Imam Ahmad: 4/283, Abu Dawud, no. 1468, An-Nasai, no. 1015 dan Ibnu Majah, no. 1342).
Dari dua hadits diatas kita mendapati bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam menamakan apa yang tertulis dengan Al-Qur’an dan didalam hadits yang kedua kita mendapati bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam menyebut apa yang dibaca dengan Al-Qur’an juga.
Sedangkan dalil-dalil yang menyebutkan bahwa Al-Qur’an diturunkan dan bukan makhluk maka sangatlah banyak dan diantaranya adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
“Turun dengannya (Al-Qur’an) Ruhul Amin (Malaikat Jibril). (tersimpan) dalam hatimu agar engkau menjadi pemberi peringatan . Dengan bahasa arab yang jelas.” (QS. As-Syu’ara: 193-195)
Ayat tersebut merupakan dalil yang jelas yang menun jukkan bahwa Al-Qur’an turun dari sisi AllahSubhanahu Wa Ta’ala , dan tidaklah benar bila dikatakan bahwa Al-Qur’an atau selainnya dari kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para Rasul-Nya adalah makhluk sebab kitab-kitab tersebut merupakan Kalam (firman) Nya dan kalam-Nya merupakan sifat dari sifat-sifat-Nya, sedangkan sifat-Nya bukanlah makhluk.
Mengimani segala yang telah disebutkan merupakan kewajiban bagi setiap muslim sebagaiman pula mengimani bahwa Al-Qur’an merupakan kitab Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah kitab terakhir yang diturunkan dari sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, diturunkan untuk membenarkan dan menguatkan apa yang sudah dijelaskan sebelumnya didalam kitab-kitab terdahulu dari kebenaran dan menjelaskan apa saja yang sudah disimpangkan oleh manusia dari kitab-kitab tersebut serta menghapuskan syariat sebelum-nya yang wajib diimani dan diikuti oleh siapapun yang sampai kepadanya berita tentang Al-Qur’an ini sampai hari kiamat, dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak menerima agama (amal) dari siapapun setelah diturunkannya Al-Qur’an kecuali dengan petunjuk Al-Qur’an.
C. Al-Qur’an dijaga Allah Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Al-Qur’an adalah kitab Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul sebagai kitab terakhir yang diturunkan dari sisi AllahSubhanahu Wa Ta’ala, dan sebagai penghapus dari syariat-syariat sebelumnya, sebagaimana hal tersebut difir-mankan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala didalam kitab-Nya:
“Dan Kami telah menurunkan kepadamu sebuah kitab dengan benar membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan mencakup kandungannya.” (QS. Al-Maidah: 48).
Juga dijelaskan didalam sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi Wassalam didalam hadits berikut:
وَ الذِي نَفسُ محمّد بِيَده لا يَسمَع بي أحَد مِن هذِه الأمّة يَهُودِي وَلا نَصرَانِي وَلَم يؤمِن بِالّذي أرسِلتُ بِه إلاّ كانَ مِن أهل النّار
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di genggaman tangan-Nya, tidak seorangpun dari umat ini yang mendengar tentangku baik dari kaum yahudi maupun nashrani dan tidak beriman kepada Apa yang aku diutus dengannya melainkan dia termasuk ahli neraka. “ (HR. Imam Muslim, no. 153)
Hadits ini menjelaskan denga gamblang bahwa agama yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wassalam merupakan penghapus dari agama-agama sebelumnya dan apa yang baik dari ajaran-ajaran agama terdahulu maka masih tetap diajarkan dalam Al-Qur’an, dan Al-Qur’an mengajak siapapun untuk mencapai kebahagian yang diingunkan didunia dan akhirat bila memperhatikan rambu-rambunya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memberi jaminan kepada Nabi-Nya bahwa Dialah yang akan selalu menjaga Al-Qur’an dari ulah tangan-tangan tidak bertanggung jawab sebagaimana Dia menurunkannya.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur’an maka Kamilah yang akan menjaganya.” (QS. Al Hijr: 9)
“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur’an maka Kamilah yang akan menjaganya.” (QS. Al Hijr: 9)
Bahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan bahwa Al-Qur’an tidak mengandung kebathilan sedikitpun, sebagaimana disebutkan didalam firman-Nya:
”Sesungguhnya ini adalah kitab yang mulia, tidak mengandung kebathilan didepan ataupun dibelakangnya, diturunkan dari sisi Dzat Maha Bijaksana lagi terpuji.”
(QS. Fushshilat: 41)
(QS. Fushshilat: 41)
D. Tantangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala terhadap para penentang Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah mu’jizat paling besar Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wassalam yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan setiap mu’jizat yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada para nabi-Nya selalu berkaitan dengan keadaan kaumnya masing-masing, oleh karenanya saat sihir merebak pada kaum fir’aun maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengutus Nabi-Nya Musa ‘alaihissalam dengan mu’jizat yang mirip dengan sihir tetapi bukanlah sihir sehingga para tukang sihir mengetahui bahwa hal itu datang dariRabbul ‘Alamin seperti Tongkat yang bisa berfungsi seperti layaknya sihir, seperti yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebutkan tentang hal itu didalam firman-Nya:
Al-Qur’an adalah mu’jizat paling besar Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wassalam yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan setiap mu’jizat yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada para nabi-Nya selalu berkaitan dengan keadaan kaumnya masing-masing, oleh karenanya saat sihir merebak pada kaum fir’aun maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengutus Nabi-Nya Musa ‘alaihissalam dengan mu’jizat yang mirip dengan sihir tetapi bukanlah sihir sehingga para tukang sihir mengetahui bahwa hal itu datang dariRabbul ‘Alamin seperti Tongkat yang bisa berfungsi seperti layaknya sihir, seperti yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebutkan tentang hal itu didalam firman-Nya:
“Maka para tukang sihir langsung tersungkur sujud, mereka berkata kami beriman kepada Rabbil ‘Alamin, Rabbnya Musa dan Harun.” (QS. As-Sy’uara: 46-48)
Mu’jizat seperti ini tidak diberikan kepada selain Nabi Musa ‘alaihissalam.
Demikian pula saat tersebar kemampuan luar biasa tentang pengobatan pada zaman Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan mu’jizat kepada Nabi ‘Isa ‘alaihissalam sesuatu yang membuat para ahli pengobatan zaman itu terheran-heran dimana mereka tidak memiliki kemampuan seperti itu dan hal seperti itu tidaklah datang melainkan dari pencipta manusia yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala, seperti menghidupkan orang yang sudah mati, menyembuhkan penyakit kusta atau kebotakan yang merupakan penyakit-penyakit yang sangat membahayakan dan ditakuti, juga membentuk seperti burung dari tanah kemudian dihidupkan dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala sehingga membuat akal para ahli pengobatan dan kedokteran tercengang dan tunduk serta mengakui bahwa itu semua datang dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala .
Demikian pula saat tersebar kemampuan luar biasa tentang pengobatan pada zaman Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan mu’jizat kepada Nabi ‘Isa ‘alaihissalam sesuatu yang membuat para ahli pengobatan zaman itu terheran-heran dimana mereka tidak memiliki kemampuan seperti itu dan hal seperti itu tidaklah datang melainkan dari pencipta manusia yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala, seperti menghidupkan orang yang sudah mati, menyembuhkan penyakit kusta atau kebotakan yang merupakan penyakit-penyakit yang sangat membahayakan dan ditakuti, juga membentuk seperti burung dari tanah kemudian dihidupkan dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala sehingga membuat akal para ahli pengobatan dan kedokteran tercengang dan tunduk serta mengakui bahwa itu semua datang dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala .
Juga saat berkembang kefasihan dalam berbahasa, balaghah, syair dan retorika dalam berpidato dikalangan bangsa arab maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan mu’jizat Nabi-Nya Shalallahu ‘alaihi Wassalam Al-Qur’an yang mengandung nilai bahasa yang sangat tinggi yang tidak bisa ditandingi oleh ahli syair manapun dari bangsa arab, dimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyifatinya dengan:
“Tidak mengandung kebathilan didepan ataupun dibelakangnya, diturunkan dari sisi Dzat Maha Bijaksana lagi terpuji.” (QS. Fushshilat: 42).
E. Tahapan-tahapan tantangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala terhadap para penentang Al-Qur’an
Merupakan kekeliruan besar tuduhan dan anggapan dari bangsa arab yang menyatakan bahwa Al-Qur’an tidak datang dari sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala tetapi bikinan manusia, maka Allah Subhanahu Wa Ta’alamenantang mereka untuk membuat dan menghadirkan yang semisal dengan Al-Qur’an dan mengkhabarkan bahwa mereka pasti tidak akam mampu untuk melakukannya, tantangan ini berlaku umum untuk mereka atau siapapun yang beranggapan sama dengan mereka baik dari bangsa manusia ataupun bangsa jin sampai hari kiamat, sebagaimana hal tersebut disebutkan secara langsung oleh Allah Subhanahu Wa Ta’aladidalam firman-Nya:
“Katakanlah (wahai Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wassalam) jika manusia dan jin bersatu untuk menghadirkan sesuatu yang semisal dengan Al-Qur’an ini maka mereka tidak akan mampu untuk menghadirkannya semisal dengannya walaupun sebagian mereka membantu sebagian lainnya.” (QS. Al Isr: 88)
Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala menantang mereka dengan yang lebih ringan dari yang pertama saat mereka tidak mampu, yaitu menantang agar membuat atau menghadirkan sepuluh surat saja yang semisal dengan yang ada didalam Al-Qur’an jika memang Al-Qur’an adalah bikinan manusia, seperti yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebutkan didalam firman-Nya:
”Bukankah mereka mengatakan dia (Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wassalam) membuatnya sendiri, Katakan (wahai Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wassalam) hadirkanlah sepuluh surat saja yang semisal dengannya bikinan kalian sendiri dan serulah siapapun yang mampu untuk melakukannya selain dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala jika memang kalian benar.” (QS. Hud: 13).
Saat mereka tidak mampu menghadirkan sepuluh surat semisal dengan Al-Qur’an, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala menantang mereka dengan yang lebih ringan dari itu yaitu satu surat saja, jika memang Al-Qur’an ini memang bikinan manusia seperti yang mereka persangkakan, seperti yang disebutkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala didalam firman-Nya:
”Bukankah mereka mengatakan dia (Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wassalam) membuatnya sendiri, Katakan (wahai Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wassalam) hadirkanlah satu surat saja yang semisal dengannya dan serulah siapapun yang mampu untuk melakukannya selain dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala jika memang kalian benar.” (QS. Yunus: 38).
Dan tantangan ini terus diulang-ulang oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada orang-orang yang meragukan Al-Qur’an datang dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, bahkan menegaskan bahwa mereka tidak akan mampu untuk menghadirkannya, seperti yang ditegaskan didalam firman-Nya:
“Dan jika kalian merasa ragu terhadap apa yang Kami telah turunkan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wassalam) maka hadirkanlah satu surat saja semisal dengannya dan serulah pambantu-pembantu kalian selain dari Allah jika memang kalian benar, maka jika kalian tidak mampu melakukannya maka takutlah kepada api nereka yang bahan bakarnya manusia dan bebatuan yang telah dipersiapkan untuk orang-rang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 23-24)
F. Sisi mu’jizat Al-Qur’an
Kemu’jizatan Al-Qur’an akan nampak bila kita mencermatinya dengan seksama, dan terlihat dari sisi-sisi berikut:
Kemu’jizatan Al-Qur’an akan nampak bila kita mencermatinya dengan seksama, dan terlihat dari sisi-sisi berikut:
- Lafadz dan susunan kalimatnya, yang menunjukkan ketinggian nilai bahasanya dan kefasihannya yang tidak dapat dijangkau oleh siapapun dari kalangan ahli bahasa dan syair.
- Kandungan hukum dan syariatnya yang sesuai dengan keadaan hidup manusia sampai akhir zaman, dengan menerap-kannya dapat menghantarkan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Berita-berita yang terkan-dung didalamnya baik tentang masa lalu ataupun masa akan datang dari perkara-perkara ghaib.
- Isyarat untuk memper-hatikan keadaan alam semesta baik apa yang ada dilangit maupun yang ada dibumi, bahkan pada diri manusia dan proses penciptaannya yang dengan jelas akan membuktikan bahwa Al-Qur’an datang dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala , Dzat Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu.
Bila kita memperhatikan semua ini maka insya Allah akan semakin mantaplah keimanan kita terhadap Al-Qur’an dan kelezatan dalam membacanya sehingga akan tumbuh kerinduan untuk terus membacanya dan kerinduan untuk berjumpa dengan Dzat yang berfirman dengannya (Allah Subhanahu Wa Ta’ala) dan tumbuh keinginan untuk mengkaji kandungannya yang merupakan maksud dari diturunkannya Al-Qur’an serta keinginan untuk menerapkan hukum-hukum yang terkandung didalamnya.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa menunjuki kita dengan Al-Qur’an dan menjadikan kita sebagai ahli Al-Qur’an, diberi kemudahan untuk selalu membacanya, mengkajinya, mengamamalkannya dan mengajarkannya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعه إلى يوم القيامة
Daftar Pustaka:
1. Al-Qur’an Al-Karim.
2. Al-Iman Bil-Kutub Syaikh Muhammad Al-Hamd
3. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim oleh Al-Imam Ibnu Katsir
4. At-Tauhid oleh Syaikh Dr Shalih bin Fauzan Al Fauzan.
5. Syarah Aqidah Thahawiyah oleh Al Imam Ibnu Abi ‘Iz Al Hanafi.
6. Syarh Al-Ushul Ats-Tsalatsah oleh Syaikh Muhammad bin Utsaimin.
7. Al-Iman Bil-Kutub Syaikh Muhammad binAbdurrahman Al-Juhani.
1. Al-Qur’an Al-Karim.
2. Al-Iman Bil-Kutub Syaikh Muhammad Al-Hamd
3. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim oleh Al-Imam Ibnu Katsir
4. At-Tauhid oleh Syaikh Dr Shalih bin Fauzan Al Fauzan.
5. Syarah Aqidah Thahawiyah oleh Al Imam Ibnu Abi ‘Iz Al Hanafi.
6. Syarh Al-Ushul Ats-Tsalatsah oleh Syaikh Muhammad bin Utsaimin.
7. Al-Iman Bil-Kutub Syaikh Muhammad binAbdurrahman Al-Juhani.
Ditulis oleh Ustadz Tata Abdul Ghoni Hafidzhohullahu Ta’ala, Beliau adalah salah satu Pengajar di Ponpes Assunnah Cirebon dan Pemateri di Radiosunnah Kita FM. Dari Majalah Al Bayan Edisi 9
DIpublish Ulang oleh Abu Arfa Tim radioasunnah.com sumber gambar: sxc.hu
0 komentar