Dalam rangkaian ayat Al-Qur’an
mengenai puasa di bulan Ramadhan terselip suatu ayat yang secara khusus
membicarakan soal berdoa. Di dalamnya Allah subhaanahu wa ta’aala perintahkan
orang beriman untuk berdoa kepadaNya. Dan Allah subhaanahu wa ta’aala berjanji
untuk mengabulkan doa siapapun asalkan memenuhi tiga syarat: (1) Memohon hanya
kepada Allah subhaanahu wa ta’aala, bukan selainNya. (2) Memenuhi segala
perintahNya dan (3) Beriman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala sebagai Rabb
yang Maha Kuasa mengabulkan permintaan dan menetapkan taqdir segalanya.
“Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia
memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
(QS Al-Baqarah ayat 186)
Bulan Ramadhan merupakan bulan
di mana orang beriman mempunyai kesempatan begitu luas untuk berdoa kepada
Allah subhaanahu wa ta’aala. Dan waktu-waktu mustajab (saat
doa berpeluang besar dikabulkan Allah) tersebar dalam beberapa momen khusus
sepanjang Ramadhan.
“Ada tiga golongan yang doa
mereka tidak ditolak: (1) orang yang berpuasa hingga ia berbuka, (2) imam yang
adil dan (3) doa orang yang dizalimi.” (HR Tirmidzi 3522)
Subhanallah…! Dalam hal
berdoa orang berpuasa disetarakan dengan pemimpin yang adil dan orang
terzalimi. Doa orang berpuasa mustajab. Didengar, tidak ditolak Allah
subhaanahu wa ta’aala. Bahkan dikabulkan insyaAllah. Setiap orang yang faham
hadits ini sangat bergembira menyambut Ramadhan. Sebab itu berarti selama 29
atau 30 hari selama ia berpuasa peluang doanya dikabulkan Allah subhaanahu wa
ta’aala sangatlah luas…!
Dan terlebih lagi saat menjelang berbuka ketika menanti
tibanya azan Magrib. Kita harus memanfaatkan waktu sebaiknya untuk berdoa saat
itu. Maka, saudaraku, manfaatkan kesempatan emas menjelang berbuka dengan
mengajukan berbagai permintaan kepada Allah ta’aala. Sebab sebagian masyarakat
kita malah menghabiskan waktu dengan ngobrol tidak karuan menjelang magrib di
bulan Ramadhan. Padahal coba perhatikan hadits berikut:
“Sesungguhnya orang
yang berpuasa memiliki doa yang tidak tertolak pada saat berbuka.” (HR Ibnu
Majah 1743)
Lalu apakahlafal khususNabi shollallahu ’alaih wa sallam
menjelang ifthor berbuka puasa? Beliau membaca sebagaimana dijelaskan dalam
hadits di bawah ini:
“Jika Nabi Muhammad
shollallahu ’alaih wa sallam berbuka, ia berdoa: Dhahabazh-zhoma-u wab
tallatil-‘uruq wa tsabbatal-ajru insyaa Allah “Telah hilang dahaga, telah basah
urat-urat dan semoga ganjaran didapatkan, insya Allah.” (HR Abu Dawud 2010)
Mengapa di dalam doa berbuka
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengatakan: ”…dan semoga ganjaran
didapatkan, insya Allah.”?
Karena sesungguhnya yang
sangat diharapkan bukan semata kegembiraan pertama sewaktu
berbuka di dunia, melainkan yang lebih diharapkan orang beriman ialah kegembiraan
kedua yaitu saat bertemu Allah ta’aala di hari berbangkit kelak. Orang
beriman ketika itu bergembira berjumpa Allah ta’aala karena puasanya sewaktu di
dunia diterima olehNya. Demikianlah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda
dalam hadits sebagai berikut:
Bagi orang yang berpuasa
terdapat dua kegembiraan. Kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat kelak
perjumpaannya dengan Allah ta’aala karena ibadah puasanya.” (HR Bukhary 1771)
Hidup manusia di dunia adalah
pergantian antara susah dan senang. Maka selama bulan Ramadhan khususnya,
marilah kita membaca yang Nabi shollallahu ’alaih wa sallam biasa baca ketika
menghadapi keadaan susah maupun menerima karunia. Untuk mengantisipasi
kesusahan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam melazimkan kalimat istighfar sebagaimana
hadits berikut:
“Barangsiapa yang tetap
melakukan istighfar, maka Allah subhaanahu wa ta’aala akan membebaskannya dari
segala kesusahan dan melapangkannya dari setiap kesempitan serta akan
memberinya rezeki dari jalan yang tidak diduganya.” (HR Abu Dawud 1297)
Sedangkan ketika menerima karunia, Nabi shollallahu ’alaih wa
sallam menganjurkan kita membaca sebagaimana hadits berikut:
“Setiap
orang yang diberi karunia Allah ta’aala lalu ia membaca ‘Alhamdulillah’, maka
Allah ta’aala akan berikan yang lebih utama daripada apa yang telah ia terima.”
(HR Ibnu Majah 3795)
Ya Allah, basahi lidah kami dengan mengingatMu selalu. Cerdaskan
kami dalam mengajukan doa-doa kepada Engkau sesuai situasi dan kondisi kami
masing-masing mengikuti teladan NabiMu Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam.
Ya Allah, berkahilah kami di bulan Sya’ban dan Ramadhan. Amin ya rabb…(eramuslim)
0 komentar