Menyibukkan diri dengan membaca Alquran al-Karim di bulan Ramadhan termasuk
ibadah yang paling utama dan merupakan salah satu sarana yang paling utama
untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala , mengharap ridha-Nya, memperoleh
keutamaan dan pahala-Nya. Sebab, Alquran adalah kalamullah dan merupakan
asas Islam yang diturunkan kepada Rasul termulia, untuk umat terbaik yang
pernah dilahirkan kepada umat manusia dengan syariat yang paling utama, paling
mudah, paling luhur, dan paling sempurna Allah Subhanallahu
wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan
diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak
akan merugi,” (Qs. Fâthir [35]: 29).
Alquran juga akan memberi syafa’at bagi orang yang membacanya. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Puasa dan Alquran itu akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada
hari kiamat nanti. Puasa akan berkata, ‘Wahai Tuhanku, aku telah menahannya
dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankanlah aku untuk memberikan
syafaat kepadanya.’ Dan Alquran berkata, ‘Aku telah melarangnya dari tidur di
malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya.’ Beliau
bersabda, ‘Maka syafaat keduanya diperkenankan.'”
Rasulullah ﷺ sering kali menyuruh para sahabat untuk
membaca Alquran di depan beliau. Imam Bukhâri dan Muslim meriwayatkan, bahwasanya
Rasulullah ﷺ pernah berkata kepada Ibn Mas’ud, di mana
pada saat itu Rasulullah sedang di atas mimbar, “Bacakanlah kepadaku
Alquran!” Ibn Mas’ud berkata, “Pantaskah aku membacakan untukmu,
sedangkan Alquran diturunkan kepadamu?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Sungguh aku senang mendengarnya dari orang lain.”
Lalu Ibn Mas’ud pun membacakan surat an-Nisâ’ hingga ayat yang berbunyi,
“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan
seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu
(Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” Beliau bersabda,
“Cukup … cukup!” Ketika aku menoleh, kata Ibn Mas’ud, aku melihat air mata
beliau bercucuran.”
Dari Ibn ‘Abbas dituturkan, bahwasanya ia berkata, “Nabi ﷺ adalah orang yang paling dermawan, dan
beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk
membacakan kepadanya Alquran. Jibril menemui setiap malam pada bulan Ramadhan,
lalu membacakan kepadanya Alquran. Rasulullah ﷺ ketika ditemui Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang
berembus.” (HR Bukhari & Muslim).
Marilah kita perhatikan hadis-hadis Nabi yang menceritakan tentang
keutamaan membaca Alquran, serta tentang segala kebaikan yang sangat banyak
kandungannya. Rasulullah ﷺ bersada:
“Bacalah Alquran karena sesungguhnya Alquran itu nanti pada hari kiamat
akan datang untuk memberikan syafaat kepada orang yang membacanya.” (HR
Muslim).
“Orang yang membaca Alquran dan ia mahir maka nanti akan bersama-sama
dengan para malaikat yang mulia lagi taat. Sedangkan, orang yang membaca Alquran
dan ia merasa susah di dalam membacanya tetapi ia selalu berusaha maka ia
mendapatkan dua pahala.” (HR Bukhari & Muslim)
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran itu adalah seperti
utrujah yang mana baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan orang
mukmin yang tidak suka membaca Alquran itu seperti buah kurma yang mana tidak
berbau tapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Alquran
itu seperti bunga yang mana baunya harum tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan
orang munafik yang tidak membaca Alquran itu seperti hanzhalah yang
mana tidak berbau dan rasanya pahit.”(HR Bukhari & Muslim).
“Tidak ada iri hati itu diperbolehkan kecuali dalam dua hal yaitu:
seseorang yang diberi kemampuan oleh Allah untuk membaca dan memahami Alquran
kemudian ia membaca dan mengamalkannya baik pada waktu malam maupun
siang; dan seseorang yang dikarunia harta oleh Allah kemudian ia menafkahkannya
dalam kebaikan baik pada waktu malam maupun siang.” (HR Bukhari & Muslim).
“Barang siapa yang
membaca satu huruf dari kitab Allah (Alquran) maka ia mendapatkan satu
kebaikan. Sedangkan, satu kebaikan itu dibalas dengan 10 kali lipat. Aku tidak
mengatakan, ‘Alif lâm mîm’ satu huruf tetapi alif satu huruf, lam satu huruf,
dan mim satu huruf.” (HR at-Tirmidzi)
Dalam hal membaca Alquran, Rasulullah ﷺ telah mencontohkan
kepada kita untuk membaca dengan tartil dan tidak terburu-buru, dalam
rangka melaksanakan firman Allah Subhanallahu
wa Ta’ala :
“Dan bacalah Alquran
itu dengan perlahan-lahan (tartil).” (Qs. al-Muzzammil [73]: 4). Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Kelak (di akhirat)
akan dikatakan kepada Shahibul Alquran (orang yang senantiasa bersama-sama
dengan Alquran, penj), ‘Bacalah, naiklah terus dan bacalah dengan
perlahan-lahan (tartil) sebagaimana engkau telah membaca Alquran dengan tartil
di dunia. Sesungguhnya tempatmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca.” (HR Abu Dawud &
At Tirmidzi).
Tentang keutamaan berkumpul di masjid-masjid untuk mempelajari Alquran
al-Karim, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah berkumpul
suatu kaum di salah satu rumah Allah seraya membaca kitab Allah dan
mempelajarinya di antara mereka, kecuali turunlah ketenangan atas mereka,
serta mereka diliputi rahmat, dikerumuni para malaikat dan disebut-sebut
oleh Allah kepada para malaikat di hadapan-Nya.” [HR Muslim].
“Apabila suatu kaum
berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) sambil membaca Alquran dan saling
bertadarus bersama-sama, niscaya akan turun ketenangan atas mereka,
rahmat Allah akan meliputi mereka, para malaikat akan melindungi mereka dan Allah
menyebut mereka kepada makhluk-makhluk yang ada di sisiNya.” (HR Muslim). –
republika.co.id
0 komentar