Membaca Basmalah dan Ta’awudz Ketika Digoda [Diusili] Setan

Pertanyaan : Benarkah apa yang dikatakan oleh sebagian orang: Jika anakmu terjatuh, maka jangan berteriak. Tetapi perdengarkanlah padanya ‘Bismillah’ dan pinta ia untuk mengucapkannya selalu jika ia terjatuh? Apakah hal ini benar atau tidak?”
الجواب :
الحمد لله
أولاً :
شرعت التسمية في مواطن كثيرة جاءت بها السنة، عند الأكل والشرب ودخول المنزل والخروج منه وقبل الجماع والنوم والقراءة … وغير ذلك من المواطن
Jawaban : Alhamdulillah
PERTAMA
Disyariatkan membaca basmalah di beberapa hal yang terdapat dalam sunnah Nabi. Yaitu ketika makan, minum, masuk ke rumah, keluar darinya, sebelum bersetubuh, sebelum tidur, sebelum membaca Al-Qur’an dan selainnya.
ثانياً :
إذا أصيب المسلم بسقوط أو فزع … شُرع له أن يذكر الله تعالى ويتعوذ بالله من الشيطان الرجيم وأن يسمي الله قال تعالى: (..وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ) الأعراف/200.
KEDUA
Jika seorang muslim terjatuh atau ketakutan, disyariatkan baginya untuk mengingat Allah [berdzikir], meminta perlindungan padanya dari setan yang terkutuk [berta'awwudz] dan menyebut nama Allah [mengucapkan basmalah dan semacamnya].
Allah berfirman: “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Q.S. Al-A'raaf: 200]
قال الشيخ الأمين الشنقيطي رحمه الله : ” بين في هذه الآية الكريمة ما ينبغي أن يعامل به الجهلة من شياطين الإنس والجن، فبين أن شيطان الإنس يعامل باللين، وأخذ العفو، والإعراض عن جهله وإساءته، وأن شيطان الجن لا منجى منه إلا بالاستعاذة بالله منه ” انتهى من ” أضواء البيان” (8/90) .
Syaikh Al-Amiin Asy-Syinqithy -rahimahullah- berkata: “Dijelaskan di ayat mulia ini bagaimana selayaknya seseorang menghadapi setan dari jenis manusia dan jin. Dijelaskan pula bahwasanya setan berjenis manusia dihadapi dengan kelembutan, pemaafan, berpaling dari kebodohan dan keburukannya. Adapun setan berjenis jin, maka tidak ada jalan keluar dari [godaan dan gangguannya] kecuali dengan ber-ta’aawudz [meminta perlindungan kepada Allah darinya].” [Adhwaa' Al-Bayaan: 8/90]
وفي الحديث الصحيح عن رجل من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم قال: ( كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَثَرَتْ دَابَّةٌ ، فَقُلْتُ : تَعِسَ الشَّيْطَانُ ، فَقَالَ : لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ ، فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ ، وَيَقُولُ : بِقُوَّتِي ، وَلَكِنْ قُلْ : بِسْمِ اللَّهِ ، فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ ) رواه أبو داود (4982)، وصححه الشيخ الألباني رحمه الله في صحيح أبي داود .
Dan dalam hadits shahih dari seorang sahabat Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- berkata: “Aku pernah naik Unta bersama Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Kemudian Unta beliau terpeleset. Aku berkata,”Celakalah setan!” Lalu Rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jangan kamu katakan “celaka Syetan”, sebab jika kamu katakan itu badan syetan akan semakin membesar sehingga sebesar rumah seraya berkata, ‘dengan kekuatanku (aku menggelincirkan dia.’ Tetapi katakanlah, ’Dengan menyebut nama Allah’. Bila kamu berkata demikian, maka badan syetan akan mengecil hingga sekecil lalat.” [ H.R. Abu Daud 1982 dan disahihkan oleh Syaikh Al-Albany -rahimahullah]
قال ابن القيم رحمه الله : وفى حديث آخر: ” إن العبد إذا لعن الشيطان يقول: إنك لتلعن ملعناً “. ومثل هذا قول القائل: أخزى الله الشيطان ، وقبح الله الشيطان، فإن ذلك كله يفرحه ويقول علم ابن آدم أني قد نلته بقوتي ، وذلك مما يعينه على إغوائه ، ولا يفيده شيئاً، فأرشد النبي صلى الله عليه وسلم من مسه شيء من الشيطان أن يذكر الله تعالى، ويذكر اسمه ، ويستعيذ بالله منه ، فإن ذلك أنفع له، وأغيظ للشيطان ” انتهى من “زاد المعاد”(2/355) .
Ibnu Al-Qayyim -rahimahullah- berkata: ”Dan di hadits lainnya: “Sesunggguhnya jika seorang hamba melaknat setan, ia akan berkata: ‘Sesungguhnya engkau itu melaknat seseorang yang terlaknat!’ Dan juga perkataan-perkataan semacam: ‘Terhinakanlah setan! Semoga Allah burukkan setan!’ Maka sesungguhnya itu semua membuatnya senang dan berkata: ‘Anak Adam telah mengetahui bahwa akau telah menggelincirkan ia dengan kekuatanku!’ Dan ini adalah salah satu yang membantu godaan jahatnya dan tidak bermanfaat apapun. Maka Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- mengajarkan bagi siapa yang disentuh atau digoda oleh setan, hendaknya ia berdzikir, menyebut nama Allah, dan meminta perlindungan Allah darinya. Sesungguhnya hal itu memberikan manfaat dan membuat setan marah.”[Zaadul Ma'aad 2/355]
وسئل الشيخ ابن عثيمين رحمه الله : ما حكم لعن الشيطان ؟
فأجاب : ” لا يجوز؛ لأنه قد ورد أنه يتعاظم عند ذلك ، ولكن يستعاذ منه كما ذكر ذلك ابن القيم رحمه الله في زاد المعاد ” انتهى من “ثمرات التدوين” .
Dan Syaikh Ibn Utsaimiin -rahimahullah- ditanya: ‘Apa hukum melaknat/mengutuk setan?’ Maka beliau menjawab: ‘Tidak boleh; karena ia akan merasa besar dengan kutukan tersebut. Tetapi mintalah perlindungan dari Allah [ta'awudz] sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Al-Qayyim tentangnya di kitab Zaad Al- Ma’aad” [Tsamaraat At-Tadwiin]
وسئل الشيخ عبد الرحمن البراك حفظه الله :
هل وردت التسمية عندما يسكب الإنسان ماء حاراً أو عند سقوط طفل أو شيء ما ؟ الجواب: لا أذكر أنه ورد الندب في التسمية في خصوص ما ذُكر، لكن ذكرك لله من الأسباب التي دلت النصوص أنه يطرد الشياطين ويمنع من شرهم، كما شُرعت التسمية عند الاضطجاع ، وعند دخول المنزل، وعند الخروج، وعند دخول المسجد، وعند الخروج منه، وكذلك عند دخول الخلاء، فأرجو أن ما يفعله الناس في مثل هذه الأحوال التي أُشير إليها في السؤال أرجو أنه حسن؛ لأن صب الماء الحار ولا سيما في بعض المواضع التي يمكن أن تكون مسكناً للجن يخشى أن يكون له أثر انتقامي، فإذا ذكر الإنسان اسم الله فقال: باسم الله، كان ذلك سبباً في طرد ما يخشى من شر الشياطين، وكذلك إذا سقط الإنسان أو سقط الطفل، وذُكر اسم الله عليه رُجي أن يكون سبباً في سلامته من اعتداء بعض الشياطين، فالحاصل أن ذكر اسم الله فيه خير ، وهو أعظم أسباب السلامة من الشرور الظاهرة والباطنة
Syaikh Abdurrahman Al-Barraak -hafidzahullah- ditanya: ’Apakah ada riwayat yang menetapkan pembacaan basmalah ketika seorang manusia menuang air panas atau ketika jatuhnya anaknya atau selainnya?’
Jawaban:”Aku tidak mengingat bahwasanya ada periwayatan yang menyunnahkan pembacaan basmalah dalam hal-hal khusus yang tersebutkan olehmu. Namun dzikirmu kepada Allah adalah termasuk dari sebab yang ditunjukkan oleh nash-nash bahwasanya itu dapat mengusir setan dan menghalangi dirimu dari keburukan mereka. Sebagaimana basmalah disyariatkan ketika berbaring, ketika masuk rumah, ketika keluarknya, ketika masuk masjid, ketika keluarnya, begitu juga ketika masuk toilet.
Maka aku harapkan apa yang dilakukan oleh manusia seperti ini di keadaan-keadaan yang kusebutkan juga bisa dilakukan untuk hal-hal yang kau tanyakan. Dan semoga itu juga adalah kebaikan; karena menuangkan air panas, terlebih di beberapa tempat yang memungkinkan untuk menjadi tempat tinggal jin, jika ia takut akan mendapat efek dendam, maka layaknya ia menyebut nama Allah dan berkata: Bismillah. Hal tersebut bisa menjadi penyebab terusirnya apayang ditakuti dari keburukan setan. Begitu juga jika ia terjatuh atau anaknya, lalu disebutkan nama Allah, maka diharapkan hal tersebut menjadi sebab keselamatannya dari permusuhan sebagian setan. Kesimpulannya adalah bahwasanya penyebutan nama Allah adalah kebaikan dan merupakan sebab terbesar untuk mendapatkan keselamatan dari keburukan yang zahir atau batin.”
Wallahu a’lam
http://islam-qa.com/ar/ref/174845

You Might Also Like

0 komentar