Jenazah Wanita Ini Semerbak Harum, Ternyata Kisah Semasa Hidupnya Membuat Haru





Beberapa tanda seorang mati dalam keadaan khusnul khotimah diantaranya meninggal bukan ditempat maksiat dan dengan tenang.

Seperti kisah meninggalnya gadis yang bernama Malak
Terlahir ditengah keluarga kaya, ayahnya muslim sedang sang ibu beragama Nasrani.
Ditengah orang tua yang kaya ternyata tidak semuanya bisa Malak dapatkan, termasuk kasih sayang dan pendidikan agama.
Kehidupannya pun glamor dan boros, Malak telah terbiasa menyewa villa saat libur sekolah sejak SMA.
Tak jarang Malak bercampur dengan teman laki-lakinya, bahkan tidur dalam satu kamar bersama dengan yang lain.
Meskipun begitu, Malak tidak pernah berbuat tidak senonoh dengan teman laki-lakinya.

Suatu hari ketika liburan, Malak mengunjungi rumah salah satu temannya.
Saat Malak berbincang dengan teman-temannya, tiba-tiba seorang wanita mengajak teman lelakinya ke kamar.
Alangkah terkejutnya Malak saat melihat teman wanitanya berdua dengan cowok di kamar sedang melakukan tindakan memalukan.
Malak marah seketika dan menampar wajah teman wanitanya, lalu ia berlari dan pulang.

Untuk pertama kalinya Malak merasa tersesat tanpa arah.
Dari kejadian itu, Malak menjadi sering menyendiri dan merenung.
Perubahannya bahkan terlalu ekstrim untuk seorang dengan kehidupan serba cukup.
Ia tak lagi menyukai musik, pakaian yang serba terbuka bahkan rumah mewah tempat ia tinggal.
Kumandang adzan yang tak pernah ia dengar, tetiba hari-hari setelahnya seolah suaranya mengusik jiwa.

Sejak itu, ia memutuskan untuk sholat. Di rumah mewah itu, satu-satunya perlengkapan ibadah yang ada merupakan peninggalan neneknya.
Mukena dan sajadah milik mendiang nenek ia gunakan untuk sholat.
Dalam sholatnya, ia menyesali perbuatan yang selama ini dijalani.
Air matanya menganak sungai saat sujud, ia menangis tersedu-sedu.
Satu jam berdoa, ia pertama kalinya mengaku merasakan ketenangan batin.
Saat pikiran jernih, Malak teringat akan pamannya yang alim. Ia pun memutuskan untuk belajar pada pamannya.

Dari pamannya, Malak belajar agama Islam dengan kasih sayang, mulai dari cara wudhu yang benar hingga ilmu agama lainnya.
Beberapa hari di rumah paman sekaligus guru agamanya, Malak tiba-tiba menguatkan tekad untuk belajar lebih dalam.
“Paman, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghafal Alquran?” tanyanya.
“Insya Allah lima tahun,” jawab sang paman.
Dalam pikirannya, Malak khawatir tidak bisa menyelesaikan hafalan Quran sebab usianya belum tentu mencapai lima tahun ke depan.
Namun, dengan semangat belajar yang tinggi, sejak hari itu ia mulai menghafal Alquran dengan bantuan sang paman.

Beberapa waktu berselang, ketika Malak sedang menghafal Alquran, ayahnya datang dengan marah-marah meminta Malak pulang.
Tapi Malak tidak mau karena ingin melanjutkan hafalan Alqurannya. Setelah perdebatan alot, akhirnya Malak diizinkan tinggal di rumah sang kakek.

Subhanallah, tak lama kemudian Malak telah menghafal 30 juz Alquran. Belum mencapai target lima tahun, ia sudah menjadi hafidzah.
Bahkan dalam waktu yang sangat singkat, hanya tiga bulan. Cita-cita yang selalu ia dengungkan dalam doa sekarang terkabul.

Pasca bisa menghafal 30 juz dalam waktu tiga bulan, Malak mengadakan acara syukuran. Seluruh keluarga dan kerabat diundangnya.
Semua telah berkumpul, acara hampir dimulai tapi Malak tak kunjung terlihat juga.
Seorang wanita yang merupakan kerabat Malak sebelumnya melihat Malak tengah sholat di kamar.

Terlalu lama menunggu, keluarga menjemput Malak di kamarnya. Dan alangkah terkejutnya mereka saat melihat Malak, sang hafidzah terbaring tanpa gerakan sedikitpun sembari memegang mushaf Alquran.
Setelah diperiksa, Malak sudah tidak bernyawa lagi. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Semua orang shock, terutama sang ayah. Tapi itulah yang terjadi, Malak telah pergi selamanyaa meninggalkan dunia dan gegap gempitanya.
Acara syukuran menjadi tanggisan dari para keluarga dan kerabat dekat. Malak, meninggal dunia dalam keadaan baik.

Seketika itu, jenazah Malak langsung diurus, mulai dari memandikannya. Saat hendak dikafani, sebuah keajaiban terjadi, kafan yang telah disiapkan tiba-tiba hilang.
Karena tidak kunjung ditemukan, keluarga akhirnya menggunakan kain hijau yang terikat di sebuah tiang rumah sebagai kain kafan.
Anehnya, kafan gadis penghafal Quran ini beraroma harum. Kain itu berbau wangi terus menerus setelah dipakai untuk mengkafani jenazah.

Dari kisah ini tentunya semua harus telah menyadari bahwa suatu saat liang lahat menjadi rumah abadi.
Oleh karena itu semua orang mempunyai cita-cita ingin meninggal dalam keadaan tenang atau dalam islam dikenal dengan khusnul khotimah.
(thoyyiba)


You Might Also Like

0 komentar