Segala puji bagi
Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad,
keluarga dan sahabatnya.
Tinggal menunggu
hitungan hari kita akan memasuki bulan penuh barokah, Ramadhan mubarok. Tidak
terlambat memang, walau hal ini baru rumaysho.com sampaikan karena mengingat
beberapa waktu lalu website dalam masa rekontruksi server. Kita akan melihat
tiga bekal yang semestinya disiapkan sebelum memasuki bulan Ramadhan yang kami
simpulkan dari wejangan para ulama. Tiga bekal tersebut adalah:
Pertama:
Bekal ilmu.
Bekal ini amat utama
sekali agar ibadah kita menuai manfaat, berfaedah, dan tidak asal-asalan. ‘Umar
bin ‘Abdul ‘Aziz berkata,
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا
يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
“Barangsiapa
yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan
daripada mendatangkan kebaikan.” (Al Amru bil Ma’ruf, hal.
15). Tidak tahu akan hukum puasa, bisa jadi puasa kita rusak. Tidak tahu apa
saja hal-hal yang disunnahkan saat puasa, kita bisa kehilangan pahala yang
banyak. Tidak tahu jika maksiat bisa mengurangi pahala puasa, kita bisa jadi
hanya dapat lapar dan dahaga saja saat puasa. Tidak tahu jika dzikir
bareng-bareng entah sehabis shalat lima waktu atau di antara tarawih atau
sehabis witir, itu tidak ada dalilnya, akhirnya yang didapat hanya rasa capek
karena tidak menuai pahala. Ingatlah syarat diterimanya ibadah bukan hanya
ikhlas. Ibadah bisa diterima jika mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, alias ada dalilnya. Namun demikianlah masyarakat kita kadang
beribadah asal-asalan, asal ‘ngikut’, yang penting ikhlas katanya, padahal
ibadah yang dilakukan tidak ada dalil dan tuntunannya. Apa saja kata pak Kyai,
pokoknya ‘manut’? Wallahul musta’an.
Kedua: Perbanyak
taubat.
Inilah yang
dianjurkan oleh para ulama kita. Sebelum memasuki bulan Ramadhan, perbanyaklah
taubat dan istighfar. Semoga di bulan Ramadhan kita bisa menjadi lebih baik.
Kejelekan dahulu hendaklah kita tinggalkan dan ganti dengan kebaikan di bulan
Ramadhan. Ingatlah bahwa syarat taubat yang dijelaskan oleh para ulama
sebagaimana dinukil oleh Ibnu Katsir rahimahullah, “Menghindari dosa untuk
saat ini. Menyesali dosa yang telah lalu. Bertekad tidak melakukannya lagi di
masa akan datang. Lalu jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia,
maka ia harus menyelesaikannya/ mengembalikannya.” (Tafsir Al Qur’an Al
‘Azhim, 14:61). Inilah yang disebut dengan taubat nashuha, taubat yang tulus
dan murni. Moga Allah menerima taubat-taubat kita sebelum memasuki waktu
barokah di bulan Ramadhan sehingga kita pun akan mudah melaksanakan kebaikan.
Di antara do’a untuk
meminta segala ampunan dari Allah adalah do’a berikut ini:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى وَجَهْلِى
وَإِسْرَافِى فِى أَمْرِى وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِى جِدِّى وَهَزْلِى وَخَطَئِى وَعَمْدِى وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِى
“Allahummagh-firlii
khothii-atii, wa jahlii, wa isrofii fii amrii, wa maa anta a’lamu bihi minni.
Allahummagh-firlii jiddi wa hazlii, wa khotho-i wa ‘amdii, wa kullu dzalika
‘indii” (Ya Allah,
ampunilah kesalahanku, kejahilanku, sikapku yang melampaui batas dalam urusanku
dan segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal itu dari diriku. Ya Allah,
ampunilah aku, kesalahan yang kuperbuat tatkala serius maupun saat bercanda dan
ampunilah pula kesalahanku saat aku tidak sengaja maupn sengaja, ampunilah
segala kesalahan yang kulakukan) (HR. Bukhari no. 6398 dan Muslim no.
2719).
Catatan penting yang
mesti kami sampaikan. Mungkin selama ini tersebar sms maaf-maafkan di
tengah-tengah kaum muslimin menjelang Ramadhan. Ingat bahwa meminta maaf itu
memang disyariatkan terhadap sesama
apalagi ketika berbuat salah, betul memang bentuk taubatnya adalah minta
dimaafkan. Namun bukan jadi kelaziman setiap orang harus minta maaf, padahal
tidak ada salah apa-apa. Apalagi kelirunya lagi jika hal ini dianggap kurang
afdhol jika tidak dijalani menjelang Ramadhan. Hanya Allah yang beri taufik.
Ketiga:
Banyak memohon kemudahan dari Allah.
Selain dua hal di
atas, kita juga harus pahami bahwa untuk mudah melakukan kebaikan di bulan
Ramadhan, itu semua atas kemudahan dari Allah. Jika kita terus pasrahkan pada
diri sendiri, maka ibadah akan menjadi sulit untuk dijalani. Karena diri ini
sebenarnya begitu lemah. Oleh karena itu, hendaklah kita banyak bergantung dan
tawakkal pada Allah dalam menjalani ibadah di bulan Ramadhan. Terus memohon
do’a pada Allah agar kita mudah menjalankan berbagai bentuk ibadah baik shalat
malam, ibadah puasa itu sendiri, banyak berderma, mengkhatamkan atau mengulang
hafalan Qur’an dan kebaikan lainnya.
Do’a yang bisa kita
panjatkan untuk memohon kemudahan dari Allah adalah sebagai berikut.
اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ
سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
“Allahumma
laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa” [artinya: Ya Allah, tidak ada
kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan
(kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah]. (Hadits ini
dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya 3:255. Dikeluarkan pula oleh Ibnu
Abi ‘Umar, Ibnus Suni dalam ‘Amal Yaum wal Lailah).
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ
الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ
“Allahumma
inni as-aluka fi’lal khoiroot wa tarkal munkaroot.” (Ya Allah, aku memohon pada-Mu agar
mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran). (HR. Tirmidzi no.
3233, shahih menurut Syaikh Al Albani).
Semoga Allah
menjadikan Ramadhan kita lebih baik dari sebelumnya. Marilah kita menyambut
Ramadhan mubarok dengan suka cita, diiringi ilmu, taubat dan perbanyak do’a
kemudahan.
Alhamdulillahilladzi
bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
Wallahu waliyyut taufiq.
(www.rumaysho.com)
0 komentar