“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” ( QS Shaad [38] : 29 ).
***
Tersebutlah seorang pengendara mobil. Setiap kali macet di jalan raya, ia selalu saja bergumam dan mengeluarkan sumpah serapah pada pemerintah, maupun orang-orang yang membuat dirinya kesal di jalan. Bahkan jika ada motor atau mobil yang memotong jalurnya, ia bisa marah semarah-marahnya sampai mengeluarkan kata-kata kasar maupun makian.
Pengendara mobil ini orang Islam yang sebetulnya bertahun-tahun membaca Al-Quran, bahkan beberapa kali khatam. Ia sepertinya merasa tak ada yang keliru pada tabiatnya, padahal sudah berinteraksi dengan Al-Quran. Sepertinya apa yang ia baca di Al-Qur’an tidak mencerminkan kepribadiannya.
***
Jika melihat contoh pengendara mobil di atas tadi, kita bisa menyimpulkan, bahwa orang tadi tidak mengambil manfaat dari apa yang dibaca dari Al’Qur’an. Kitab suci yang seharusnya menjadi pedoman untuk berprilaku dan bertindak, tidak dilaksanakan dengan baik. Pengendara mobil itu tidak mengimani kandungan Al-Qur’an, meski ia khatam berkali-kali.
Aktivitas tahsin sebelum tadabbur Al-Qur’an. Selain mampu membaca dan mengerti, kita harus merasakan manfaat Al-Qur’an.
Jika kita hubungkan dengan ayat di atas, bahwa ayat tersebut menginformasikan tentang orang-orang yang tidak mengambil pelajaran dari peristiwa kehancuran tragis yang menimpa umat masa lalu akibat mendustakan para nabi dan rasul yang menerangkan ayat-ayat Allah SWT. Hal ini juga bisa terjadi pada kita selaku umat Muhammad SAW yang tidak sungguh-sungguh mengimani Al-Quran yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
Pada ayat ini juga, dijelaskan tiga faktor yang harus aktif pada diri seorang mukmin jika ingin mengambil banyak manfaat dari Al-Quran.
1. Menghidupkan kalbu; ayat-ayat Al-Quran hanya dapat dijadikan peringatan yang nyata dan menggetarkan serta menjadi solusi sekaligus petunjuk keluar dari kegelapan hawa nafsu kepada cahaya iman yang mencerahkan bagi orang yang aktif kalbunya saat membacanya. Sedangkan yang lalai hatinya dari ayat-ayat yang ia baca, maka tidak banyak manfaat yang akan ia peroleh.
2. Menundukkan pendengaran; pendengaran adalah pintu gerbang pertama masuknya ilmu pengetahuan pada manusia. Pengetahuan inilah yang nantinya akan memengaruhi ketertundukan hati seseorang. Karenanya, tundukkanlah pendengaran kita saat membaca ayat-ayat Allah. Akal dan ilmu kita tidak boleh dijadikan dalil dalam bertindak. Perkataan Allah dan rasul-Nya yang harus dijadikan dalil. Fungsi akal dan pengetahuan hanyalah alat untuk menalar dalil agar cerdas dan maksimal dalam melakukan ketaatan.
3. Menjadi saksi atas kebenaran ayat-ayat Allah. Jika direnungkan isinya, akan kita dapati bahwa Al-Quran adalah alam dalam bentuk tulisan. Jagat raya yang Allah ciptakan berikut peristiwa-peristiwanya sudah Allah jelaskan dalam Al-Quran.
Wallahu a’lam bish shawab.■
0 komentar