Merenungi Firman Allah ta'ala Dalam Surat al-Haaqqah Ayat: 19-37 - Syaikh Amin bin Abdullah asy-Syaqawi
- 04.13
- By faridan
- 0 Comments
Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta
salam semoga tercurah kepada Rasulallah. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang
berhak disembah dengan benar melainkan Allah semata yang tidak ada sekutu
bagiNya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusanNya. Amma
ba'du:
Allah tabaraka wa ta'ala berfirman:
"Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, Maka Dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku (ini)". Sesungguhnya aku yakin, bahwa Sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam syurga yang tinggi, buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, Maka Dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku daripadaku. (Allah berfirman): "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah yang Maha besar. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa". (QS al-Haaqqah: 19-37).
Penjabaran makna ayat:
Firmannya Allah dalam ayat yang pertama:
"Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya
kitabnya dari sebelah kanannya, Maka Dia berkata: "Ambillah, bacalah
kitabku (ini)". (QS al-Haaqqah: 19).
Dalam sebuah hadits
dijelaskan lebih gamblang keadaan mereka-mereka itu kelak pada hari kiamat,
sebagaimana hadits yang dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat
Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwasannya beliau pernah ditanya
tentang an-Najwa, maka beliau mengatakan: "Aku pernah mendengar Rasulallah
shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah kelak akan mendekatkan seorang mukmin lalu
menaruh tirai dan menutupinya, kemudian Allah ta'ala berfirman padanya: 'Apakah
engkau mengetahui dosamu ini dan itu? Ia menjawab: 'Betul, wahai Rabbku'.
Sampai dia mengakui semua perbuatan dosanya, sehingga dia mengira bahwa dirinya
tidak akan selamat. Selanjutnya Allah berkata padanya: 'Aku telah tutupi
dosa-dosamu ini ketika didunia, sedangkan pada hari ini maka Aku ampuni
kamu". Kemudian dirinya dikasih catatan amal kebaikannya. Adapun orang
kafir serta munafik, maka Allah berkata kepada mereka didepan kumpulan manusia.
Sebagaimana firmanNya:
"Dan para saksi akan berkata: "Orang-orang
inilah yang telah berdusta terhadap tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah
(ditimpakan) atas orang-orang yang zalim".
(QS Huud: 18). HR Bukhari no: 2441. Muslim no: 2768.
Selanjutnya Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku
akan menemui hisab terhadap diriku".
(QS
al-Haaqqah: 20).
Maksudnya sungguh dulu
ketika didunia aku merasa yakin sekali bahwa hari penghisaban amal itu pasti
terjadi. Sebagaimana yang dikabarkan oleh Allah ta'ala dalam firmanNya:
"(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka
akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya". (QS al-Baqarah: 46).
Kemudian Allah melanjutkan firmanNya:
"Maka orang itu berada dalam kehidupan yang
diridhai". (QS al-Haaqqah: 21).
Artinya dia hidup dibawah keridhoan Allah, dimana mereka pun ridho
sehingga enggan untuk memilih selainnya.
Lalu Allah ta'ala berfirman:
"Dalam syurga yang tinggi".
(QS
al-Haaqqah: 22).
Yaitu dalam surga yang
tinggi, istananya, dengan bidadari yang jelita, dikelilingi oleh kenikmatan,
dan kekal didalamnya. Di sebutkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya
didalam surga ada seratus tingkat yang Allah siapkan bagi para mujahid yang
berperang dijalan Allah. Antara satu tingkat dengan yang diatasnya bagaikan
setinggi langit dan bumi. Dan, bila kalian meminta surga mintalah surga
Firdaus. Sesungguhnya Firdaus adalah surga yang paling luas dan tinggi".
Dan beliau pernah diperlihatkan surga Firdaus, lalu menceritakan: "Diatas surga
Firdaus adalah Arsynya Allah, dan dari Arsy tersebut memancar mata air ke
sungai surga". HR Bukhari no: 2790.
Selanjutnya Allah berfirman:
"Buah-buahannya dekat". (QS al-Haaqqah: 23).
Bara' bin Azib radhiyallahu
'anhu menjelaskan maksud ayat diatas dengan mengatakan: 'Maksudnya sangat dekat
untuk dipetik oleh salah seorang penghuninya, saking dekatnya dia bisa
mengambilnya sedangkan dia sambil tiduran diatas tempat tidurnya'.
Selanjutnya Allah menjelaskan:
"(kepada mereka dikatakan):
"Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan
pada hari-hari yang telah lalu". (QS al-Haaqqah: 24).
Maksudnya dikatakan pada
mereka seperti itu sebagai bentuk pemuliaan, nikmat dan balasan kebaikan atas
mereka, kalau bukan karena itu tentunya ada sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Nabi shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
"Berusahalah agar kalian mendekati dan
sesuai dengan sunah, sesungguhnya tidak ada seorangpun yang bisa masuk surga
dengan sebab amalannya". Maka para sahabat bertanya: 'Tidak pula engkau ya
Rasulallah? Tidak pula saya, kecuali Allah telah melimpahkan kepadaku ampunan
dan rahmatNya". HR Bukhari no:
6467. Muslim no: 2818.
Dalam ayat berikutnya Allah ta'ala berfirman:
"Adapun orang yang diberikan
kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, Maka Dia berkata: "Wahai alangkah
baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini)". (QS al-Haaqqah: 25).
Ini adalah berita tentang
keadaan orang-orang yang celaka, yaitu apabila diberi kepada salah seorang
diantara mereka buku catatan amalnya dari sebelah kiri, maka pada saat itu
dirinya hanya mampu menyesali dengan penyesalan yang sangat. Sembari
mengatakan: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku
kitabku (ini)". Karena dia paham bahwa itu sebagai pertanda dirinya adalah
penghuni neraka.
Insya Allah bersambung........
Sumber: islamhouse.com
0 komentar