Merenungi Firman Allah ta'ala Dalam Surat al-Haaqqah Ayat: 19-37 ( Bagian 2 )
- 02.57
- By faridan
- 0 Comments
Lalu Allah melanjutkan firmanNya:
"Dan aku tidak mengetahui apa
hisab terhadap diriku". (QS al-Haaqqah: 26).
Duhai sekiranya aku menjadi
orang yang lupa dan dilupakan, sebagaimana yang Allah kabarkan dalam ayatNya
yang lain, Allah ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu
(hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah
diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:"Alangkah baiknya
sekiranya dahulu adalah tanah". (QS an-Naba': 40).
Selanjutnya Allah berfirman:
"Duhai kiranya kematian itulah
yang menyelesaikan segala sesuatu".
(QS
al-Haaqqah: 27).
Lalu Allah ta'ala melanjutkan:
"Hartaku sekali-kali tidak
memberi manfaat kepadaku". (QS al-Haaqqah: 28).
Maksudnya hartaku tidak
mampu menolak adzab dan siksaan Allah azza wa jalla, akan tetapi, justru
perkaranya aku selesaikan sendiri tanpa ada yang membantu dan meringankan
urusanku.
Kemudian Allah berfirman:
"Telah hilang kekuasaanku
daripadaku". (QS al-Haaqqah: 29).
Artinya telah hilang dan pergi, tidak bermanfaat sedikitpun pasukannya
yang dulu sangat banyak, tidak pula pengikut, kedudukan serta kekuasaan.
Semuanya hilang tak berbekas ditelan kehidupan. Dirinya telah ketinggalan untuk
meraih keuntungan yang banyak, lalu datang penggantinya kesedihan dan
kesusahan.
Selanjutnya Allah berfirman:
"(Allah berfirman):
"Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya ". (QS al-Haaqqah: 30).
Allah memerintahkan pada malaikat zabaniyah untuk memegang dia ditengah-tengah
Mahsyar lalu menaruh belenggu dilehernya, kemudian ia dilempar kedalam api
neraka yang menyala-yala. Hal itu sebagaimana yang Allah ta'ala kabarkan
dalam firmanNya:
"Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher
mereka, seraya mereka diseret. Ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka
dibakar dalam api". (QS Ghaafir: 71-72).
Selanjutnya Allah ta'ala berfirman:
"Kemudian belitlah dia dengan
rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta".
(QS
al-Haaqqah: 32).
Berkata Ka'ab: 'Dan mata rantainya berbentuk bulat yang terbuat dari
besi neraka'. Ibnu Abbas mengatakan: 'Panjangnya satu hasta sama dengan ukuran
hastanya para malaikat'. Pada kesempatan lain beliau mengatakan: 'Faslukuuh
maksudnya dijadikan mata rantai tersebut menyatu, mulai dimasukkan dari
duburnya lalu tembus keluar dari mulutnya, setelah itu baru diikat jadi satu.
Dan dirinya senantiasa diadzab dengan adzab ini, sungguh celaka adzab dan siksa
seperti itu'.
Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya
dari Abdullah bin Amr radhiyallahu 'anhuma, dia berkata: 'Rasulallah shalallahu
'alaihi wa sallam pernah bersabda:
"Kalau sekiranya peluru semisal ini, dan beliau mengisyaratkan
seperti tengkorak (kepala) dilemparkan dari langit ke bumi, yang perjalanannya
sama dengan lima ratus tahun, tentu peluru tadi akan sampai kebumi sebelum
malam hari, dan kalau seandainya dilempar ke arah kepala ahli neraka yang
dibelenggu dengan rantai, tentu peluru tadi melesat selama empat puluh musim,
malam dan siang, sebelum sampai pada sasaran bagian dalamnya". HR Ahmad 11/444 no: 6856.
Selanjutnya Allah ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya dia dahulu tidak
beriman kepada Allah yang Maha besar".
(QS
al-Haaqqah: 33).
Artinya mereka kafir dan
durhaka terhadap para rasul yang telah Allah utus untuk mereka serta menolak
apa yang dibawa oleh para utusan tersebut.
Kemudian Allah berfirman:
"Dan juga dia tidak mendorong
(orang lain) untuk memberi makan orang miskin". (QS al-Haaqqah: 34).
Tidak ada dalam hatinya rasa
kasih sayang untuk mengasihi orang-orang miskin dan fakir, enggan mengeluarkan
hartanya untuk memberi makan pada mereka, begitu pula tidak mau mengajak orang
lain untuk memberi makan terhadap orang miskin.
Sehingga Allah tabaraka wa ta'ala berfirman:
"Maka tiada seorang temanpun
baginya pada hari ini di sini". (QS al-Haaqqah: 35).
Tidak ada saudara atau teman
yang mau memberinya syafa'at supaya bisa selamat dari siksaan Allah atau
memperoleh kemenangan dengan mengambil pahala yang Allah siapkan bagi orang
yang taat, sebagaimana yang Allah ta'ala jelaskan dalam firmanNya yang lain:
"Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman
setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang
diterima syafa'atnya". (QS Ghafir: 18).
Dan balasannya ialah:
"Dan tidak ada (pula) makanan
sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah". (QS al-Haaqqah: 36).
Al-Ghisliin ialah
nanah yang bercampur darah dari penduduk neraka, yang sangat panas, bau busuk,
dan menjijikkan serta pahit.
Yang memakannya hanyalah para pendosa:
"Tidak ada yang memakannya
kecuali orang-orang yang berdosa". (QS al-Haaqqah: 37).
Yaitu orang-orang yang
telah salah jalan dari jalan yang lurus (shirothol mustaqim) dan lebih memilih
jalannya para peniti neraka jahanam. Oleh karena itu pantas kalau mereka pada
akhirnya memperoleh adzab yang sangat pedih.
Inilah sedikit pembahasan
tentang tafsir dalam surat al-Haaqqah. Akhirnya kita ucapkan segala puji hanya
milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga beliau serta para sahabatnya.
Sumber: islamhouse
0 komentar